Media Jurnalisme Warga dengan Semangat Kebangsaan
Benar YTPRayeh.com adalah media warga. Dulu, awalnya disebut sebagai jurnalisme warga (citizen journalism). Siapa pun bisa menulis dan menyampaikan informasi yang dimilikinya. Semua orang. Bukan hanya wartawan.
Awal 1990-an, Korea Selatan berhasil dengan konsep ini melalui ohmynews.com. Indonesia sebenarnya sudah lebih dulu sukses menjalankan konsep jurnalistik ini melalui radio Suara Surabaya, pada awal 1980-an. Pendengar sekaligus berfungsi sebagai reporter. Kesuksesan yang dilanjutkan oleh radio Elshinta setelah Era Reformasi.
Perkembangan internet menjadi tuah besar buat konsep ini. Di Indonesia, Kompasiana.com menjelma menjadi media warga paling besar setelah hadir pada 2009 lalu. Warga seperti mendapatkan oase untuk melepas dahaga aspirasi. Semangat menyampaikan aspirasi dan inspirasi begitu menggelegak. Sampai 2021 ini, sekitar 500.000 orang terdaftar sebagai penulis di Kompasiana. Jumlah yang dahsyat.
Sayang sekali, terdapat kelemahan mendasar dari jurnalisme warga. Inti jurnalistik adalah memperbaiki kondisi masyarakat menjadi lebih baik dalam banyak hal. Semua hal tanpa terkecuali. Itulah sebabnya media massa sebagai bagian utuh jurnalistik disebut sebagai salah satu pilar demokrasi. Jurnalisme warga melenceng dari tujuan itu. Banyak efek negatif yang muncul.
Tantangan terbesar jurnalisme warga adalah seleksi materi yang disampaikan warga. Tanpa seleksi maka informasi dan analisis apapun bisa terkirim kepada masyarakat. Bahkan sampah sekalipun. Bahkan racun sekalipun.
Justru media yang mengusung jurnalisme warga harus lebih kuat sisi redaksionalnya dibanding media massa konvensional. Pengelola media jurnalisme warga harus lebih ketat menyaring, agar masyarakat mendapatkan informasi dan analisis yang berkualitas. Sekaligus mendidik warga bagaimana menjadi jurnalis bermutu. Suatu upaya literasi media yang luar biasa.
Apalagi pada era media sosial saat ini, ketika jurnalisme warga mendapatkan danau bahkan lautan (bukan sekadar oase) untuk dahaga aspirasi mereka. Media sosial tanpa saringan, tanpa seleksi, tanpa etika, tanpa semua hal yang seharusnya hadir. Semua orang bisa menyampaikan aspirasi sekehendak dirinya.
YTPRayeh Berbeda
Di sinilah perbedaan mendasar YTPRayeh.com. Amat mendasar. Kami memberikan keleluasaan dan kebebasan buat siapa pun yang mau menulis di sini. Namun demikian, kami tetap menerapkan seleksi ketat terkait isi tulisannya. Hanya yang sesuai dengan visi dan misi kami yang bisa lolos dan tayang.
Hanya yang bernilai positif, memberdayakan, dan bermanfaat buat masyarakat yang akan kami pilih. Anda tidak akan menemukan tulisan menghasut, menghujat, mencaci maki, dan sejenisnya di YTPRayeh.com. Benar kami media warga, namun kami memilih untuk berkontribusi secara positif bagi bangsa ini.
Dan yang lebih utama lagi, kami punya visi untuk menumbuhkan, menjaga, merawat, dan melestarikan semangat kebangsaan. Negeri ini kaya. Kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia, serta sangat kaya dengan perbedaan. Ragam suku, agama, budaya, karakter, nilai luhur, kearifan lokal, dan kebhinekaan lainnya. Kekayaan yang begitu luar biasa disatukan oleh para pendiri bangsa. Semangat kebangsaan itu harus kita jaga bersama-sama.
Melalui YTPRayeh.com yuk bersama-sama bersanding, berkolaborasi, dan bahu membahu untuk merawat kebangsaan kita. Menulis bukan sekadar menyalurkan aspirasi, akan tetapi untuk menanam inspirasi bagi negeri.
Selamat menulis.
Selamat menginspirasi.
Bhineka tunggal Ika.
Kita memang beda tapi tetap satu!
Perbedaan adalah kekayaan dan berkah.
***
Baca juga: ytprayeh.com vaksin literasi untuk bangsa