Senyum Ronaldinho
Mega bintang asal Brasil, Ronaldinho baru saja beraksi di Indonesia. Dia datang atas undangan Rans Nusantara, klub sepakbola milik selebriti Raffi Ahmad. Pada masa emasnya, Ronaldinho adalah pujaan. Gaya bermainnya unik. Jika sebagian besar pemain bola begitu serius berada di lapangan, Ronaldinho tidak. Dia selalu bahagia. Bukan tidak serius. Tapi menikmati sepakbola sesuai ajaran sang ayah.
“Nikmatilah permainannya…” Maka, Ronaldinho selalu tersenyum di atas lapangan.
Senyum Ronaldinho itu bak kuasa sihir nan magis di atas lapangan. Sudah banyak tim yang merana karena aksi-aksinya. Tapi mereka bahagia. Para penggemar lawan pun bahagia, menyaksikan hiburan penuh aksi sang bintang. Penggemar Real Madrid misalnya, tidak ragu memberikan aplaus sambil berdiri kepadanya, setelah mencetak gol keren Barcelona ke gawang rival abadinya itu. Senyumannya menghipnotis. Mengumpulkan energi positif. Bukan kebencian.
Salah satu momentum paling diingat penggemar bola adalah ketika Brasil menyingkirkan Inggris pada Piala Dunia 2002. Gol Ronaldinho dianggap ajaib, karena tendangan bebasnya mampu menipu salah satu kiper terbaik Inggris, David Seaman. Gabungan antara teknik tinggi, kreativitas, plus keberuntungan. Tapi lagi-lagi aura yang terpancar adalah kebahagiaan, sesuai senyuman tulus sang bintang.
Meski tidak ada aksi ajaib dalam pertandingan eksebisi di Malang kemarin, namun Ronaldinho mampu membuat banyak orang bahagia. Sepatu miliknya seolah punya bibir yang selalu tersungging penuh senyuman.
Dia seperti menggunakan filosofi hidup dari China yang berbunyi, “Jika tidak bisa tersenyum jangan buka toko…” yang berubah menjadi “Jika tidak bisa tersenyum, jangan bermain sepakbola…”
Membuat siapa pun yang menyaksikannya merasakan aura kebahagiaan. Pria kelahiran Maret 1980 ini, meski sudah lama gantung sepatu tetap mampu berkontribusi besar buat dunia sepakbola. Termasuk melalui senyumannya itu.
Media-media sepakbola ternama dunia mengulas senyuman Ronaldinho itu secara khusus. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai senyuman mematikan (deadly smile). Dia memang selalu tersenyum dan menebar kesenangan di atas lapangan. Tapi tim lawan tidak bisa ikut tersenyum karena aksi-aksi indahnya bisa membunuh tim itu (baca: mengalahkan).
“Dia bermain sambil tersenyum karena dia mewujudkan filosofi sederhana. Ekspresikan dirimu. Lakukan apa yang kamu sukai. Nikmati melakukannya. Dia juga tersenyum karena dia tahu, dengan semua trik dan gerakannya, dia tidak hanya mengalahkanmu. Dia mempermalukanmu, dan dia menyukainya.” Begitu tulis media Sport360.
Itulah dia Ronaldinho. Dia bermain. Dia tersenyum, tertawa, dan menari. Kepolosan seperti anak kecil yang berkelindan dengan semangat Samba, tarian terkenal Brasil itu. Nama Ronaldinho di dunia sepakbola tidak kalah mentereng dibanding Pele, Ronaldo, Zico, Platini, Zidane, Baggio, Maradona, atau yang sekarang masih eksis dan diangggap terbaik dunia: Messi, Ronaldo, dan Neymar.
Selama berkarier, pria asal Porto Alegre Brasil ini sudah bermain di klub-klub raksasa seperti Paris Saint Germain (PSG) Perancis, Barcelona Spanyol, dan AC Milan Italia. Ronaldo de Assis Moreira demikian nama lengkapnya berhasil meraih gelar Juara Liga Spanyol, Juara Liga Italia, Juara Liga Champion Eropa, dan yang paling bergengsi Juara Piala Dunia 2002 bersama Brasil. Dua kali dia menjadi pemain terbaik FIFA dan sekali menjadi pemain terbaik dunia (Ballon D’Or 2005).