Lae atau Pekawai| Apa pun Namanya, Buah Tropis Khas Borneo Itu tak Ada Duanya
Sekali peristiwa. Saya pulang kampung. Pas musim buah. Saya postingkan sedang selfi di beranda Fb, sedang membelah, dan makan buah mirip duren, namun lebih kecil dan durinya lebih lembut ini.
Entah setius, entah bercanda. Pepih, sahabat saya, bikin komen, "Kirimin dong ke Bintaro!"
Tanpa ba bi bu. Saya kirim sekotak, yang masih mengkal, ke alamat rumahnya. Beberapa hari kemudian, saya lihat Kang Pep dan muhrimnya bercukacita. Pesta itu buah!
Banyak buah tropis eksotik khas Borneo. Ada banyak nama untuknya. Di Kalimantan Barat, buah ini disebut sebagai kawai atau pekawai.
Di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur disebut sebagai lai, atau elai.
Apa pun namanya, etno fruit ini khas varuna Dwipa, alias Borneo yang ditemukan dalam literatur-literatur pada zaman pengaruh Hindu India, sungguh buah hutan yang sangat eksotik.
Di mana letak eksotiknya?
Letak eksotiknya pada morfologi atau pekawai.
Dilihat dari daunnya, elae ini lebih besar daripada daun duren biasa. Namun, jika dilihat dari buahnya, maka elai ini lebih kecil daripada buah duren.
Bagaimana citarasanya?
Jika duren kan jika duren itu kalau tidak manis ya sedikit pahit dan dia aromanya menyengat dan banyak alkoholnya. Duren juga banyak mengandung kolesterol.
Apabila kita banyak mengonsumsi durian maka perut bisa mulas dan ada dorongan dari dalam, kita mengeluarkan angin. Dan bisa-bisa kalau kebanyakan makan duren kita akan kedurenan atau mabok duren.
Dalam senarai buah di buku "Ensikloledia Buah Tropis", saya dan kawan-kawan memasukkan lae/pekawae sebagai buah eksotik khas Borneo.
Akan tetapi, berbeda dengan elai. Cita rasanya sungguh exotic. Elae Itu manis gurih dan sulit dilukiskan manakala Anda belum pernah mencicipi atau mengonsumsinya.
Yang jelas, tidak ada alkohol. Tidak ada gas. Selain itu, elai citarasanya manis. Sungguh perisa. Pokoknya, rasakan sendiri.
Datanglah ke Tanjung Selor atau ke Kalimantan Utara. Di sana Anda akan puas makan elai. Tiap kali dinas ke Tanjung Selor, Pepih tak pernah alpa membawa buah ini sebagai oleh oleh. Senantiasa ada akalnya agar lolos di bandara. Bilang yang pesan sedang hamillah. Bilang bahwa ini titipan pejabatlah.... Ah, dia memang cerdik!
Sejauh yang saya ketahui, dan teliti, lae/pekawai ini buah tropis khas Borneo. Dahulu kala, sewaktu saya anak-anak, kami mengambilnya begitu saja di hutan. Tak tahu siapa yang menanam dan yang punya. Makanya, dalam senarai buku Ensiklopedia Buah Tropis, saya dan kawan-kawan memasukkan buah ini sebagai buah eksotik khas Borneo https://bibliopedia.id/?s=ensiklopedia&v=b718adec73e0
Buah elai lebih enak dimakan daripada dikisahkan.