Filosofi

Intuisi | The Plato’s Five Stages of Knowing

Jumat, 21 Oktober 2022, 09:46 WIB
Dibaca 495
Intuisi |  The Plato’s Five Stages of Knowing
Bukan benar karena dikatakan pakar, melainkan: benar apa yang dikatakan pakar.

Preambul:
Saudara "seperguruan" saya, Pepih Nugraha. Memancing pesilat-kata turun gunung terkait topik Intuisi. Baik via Wa maupun beranda Fb-nya. Bagai halilintar, saya langsung kesambar. Maka saya bilang, telah menulis topik serupa, beberapa masa yang lewat. Baiklah saya muatkan kembali, di sini. Untuk khalayak yang berbeda. Dengan tidak alpa menyebutkan sumbernya.

https://detikborneo.com/index.php/2021/07/20/intuisi-the-platos-five-stages-of-knowing/?fbclid=IwAR27LBeWE8vaqloIa7yHqFVWi1wrRC3CnmWbaqmBKuNZbHhbOPR6_NOCi3g

Penulis: R. Masri Sareb Putra, M.A.

Apakah yang dimaksudkan dengan intuisi? Intuisi ialah daya atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati; gerak hati (KBBI).

Sementara Stanford Encyclopedia of Philosophy mencatat, “Intuition is a form of rational insight. Intellectually grasping a proposition, we just “see” it to be true in such a way as to form a true, warranted belief in it. Deduction is a process in which we derive conclusions from intuited premises through valid arguments, ones in which the conclusion must be true if the premises are true. We intuit, for example, that the number three is prime and that it is greater than two. We then deduce from this knowledge that there is a prime number greater than two. Intuition and deduction thus provide us with knowledge a priori, which is to say knowledge gained independently of sense experience.”

Sementara itu, pecatur World Champion, Vladimir Kramnik menyatakan, “Intuition is the immediate awareness of the position, but this is difficult to explain logically. Intuition in a sense depends on knowledge; the more you accumulate, the better your intuition becomes.”

Intuisi adalah kesadaran yang muncul seketika, yang mengatur bagaimana seseorang bertindak. Namun, sukar menejelaskannya secara logis. Semakin kita melatih menggunakannya, intuisi akan semakin baik bekerja.
Intuisi yang terhubung dengan mata batin merupakan mekanisme dari pengetahuan yang muncul dari dalam atau pengetahuan instingtif yang kadang kita tidak tahu dari mana datangnya. Namun, kita mengakui bahwa intuisi dalam banyak hal berperan penting.
Intuisi diperlukan untuk membangun strtategi jangka panjang, membina hubungan, dan ketika harus melakukan tindakan sesegera mungkin tanpa harus berpikir panjang.

Intuisi kadang jauh lebih berperan dalam banyak hal dibandingkan dengan logika. Dapat dikatakan bahwa intuisi membuka saluran bagi alam semesta. Perasaan yang mendorong intuisi jauh lebih besar dayanya dibandingkan dengan otak manusia: intuisi melihat sesuatu atau kesempatan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan akal budi. Itu sebabnya, intuisi kerap pula disebut “mata batin”, mekanisme atau pengetahuan instingtif yang tidak memerlukan adanya proses berpikir dan persyaratan-persyaratan pelanaran logis.

Filsuf Aristoteles, dan kemudian para pemikir setelahnya, menyebut bahwa intuisi merupakan sumber alternatif dari pengetahuan, tingkat kesadaran, dan suara batin (inner voice). Kita semua mengalami mekanisme tersebut dalam berbagai tingkatan, demikian pula bagaimana mengembangkan intuisi dan menggunakannya secara baik dan benar.

Itulah sebabnya, Plato (murid Socrates yang mengembangkan pemikiran filsuf sebelumnya) menyebut bahwa salah satu dari lima tahap mencapai pengetahuan adalah intuisi.

Dalam kahasanah filsafat, intuisi kerap dipersamakan dengan deduksi. Banyak pemikir besar, dari Immanuel Kant hingga Carl Jung menekankan pentingnya intuisi dan dampak yang besar tersebut pada kehidupan pribadi dan profesional. Mereka mendefinisikan intuisi sebagai “a priori” (mendahului) pengetahuan, dan sebagai alat penting dan sangat diperlukan bagi kita sebagai manusia.

Menurut Jung, intuisi ialah salah satu dari empat fungsi utama pikiran manusia bersama dengan sensasi, pikiran, dan perasaan. Dengan menyeimbangkan semua fungsi dalam diri kita, kita memiliki kemampuan untuk memaksimalkan potensi kita. Dia menulis: “I regard intuition as a basic psychological function that mediates perception in an unconscious way. Intuition enables us to divine the possibilities of a situation……”

Intuisi juga merupakan sarana ekspresi diri yang kreatif, terutama dalam dunia seni, musik, dan sastra. Intuisi tidak terbatas hanya pada seni kreatif. Banyak orang yang telah mencapai sukses luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, bisnis dan kewirausahaan, meraih keuntungan karena kemampuannya dalam membuat keputusan yang benar dengan mengikuti kata hati, intuisi, dan perasaan.

Intuisi juga dikaitkan ekspresi diri secara kreatif, khususnya di dunia seni, musik, dan sastra. Intuisi tidak dibatasi oleh seni kreatif. Banyak pencapaian di bidang ilmu dan teknologi, bisnis dan wirausaha, atau hal-hal positif lainnya berawal dari intuisi.

Boleh dikatakan bahwa intuisi menghubungkan seseorang ke alam bawah sadar. Intuisilah yang menghubungkan alam bawah sadar dengan alam sadar kita. Karenanya, kita dapat mendahului kekuatan kreatif, kebijaksanaan, dan pengertian. Semua ini melampaui pengalaman nyata atau akal budi manusia.
Bagaimana mengasah dan mengembangkan intuisi? Berikut ini langkah-langkahnya.

Tenangkan pikiran dan mendengarkan.
Luangkan waktu setiap hari untuk mengalami keheningan. Praktik menenangkan pikiran Anda dengan menggunakan apa pun yang bernapas atau teknik meditasi yang Anda inginkan. Lepaskan kebiasaan untuk berpikir, menganalisis dan mencoba untuk tahu segalanya. Terbuka dan dengarkan. Biarkan pikiran Anda berkelana dan terbuka untuk menjaring ide-ide dan solusi yang datang pada Anda. Ketika mendengarkan intuisi, hubungkan diri Anda dengan pengetahuan yang lebih besar. Biasanya, berkomunikasi melalui simbol, perasaan, dan emosi jauh lebih efektif dan efisien.

Belajar memercayai firasat dan perasaan halus.
Jika ada firasat buruk akan terjadi sesuatu, ikutilah. Apa yang mungkin baik untuk sesorang bisa jadi salah bagi Anda. Pernahkah Anda merasa tidak enak melakukan, atau tidak melakukan sesuatu tanpa alasan yang jelas? Mendengarkan perasaan halus dan memercayai firasat mungkin membantu Anda menghindari kecelakaan lalu lintas atau membuat Anda berada pada tempat yang tepat dan waktu untuk mendapatkan pekerjaan besar, atau pertemuan dengan seseorang. Intuisi Anda adalah panduan batin Anda. Karena itu, belajar untuk mempercayainya. Pada awalnya, percaya mungkin agak menakutkan, tetapi memberikan kesempatan untuk berkembang.

Sadar dan memerhatikan.
Untuk meningkatkan kemampuan intuitif, Anda harus memerhatikan apa yang terjadi di sekitar. Semakin banyak data dan informasi yang Anda serap dari lingkungan, pikiran bawah sadar Anda semakin bekerja dan memberikan sumbangsih untuk membuat keputusan penting. Manakala intuisi Anda menangkap informasi yang dikumpulkan oleh pikiran sadar, semakin Anda menemukan solusi terbaik. Demikian juga pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh dari pengalaman memberikan sumbangsih bagi penyelesaian masalah. Ingat bahwa informasi yang muncul dari pikiran bawah-sadar berkomunikasi dengan pikiran-sadar melalui intuisi Anda.

Jenis intuisi yang lain memunculkan dirinya dalam kilatan pemikiran atau secuil pengetahuan bawah sadar. Kuncinya ialah memberi perhatian. Semakin Anda memberi perhatian, semakin Anda mengalami intuisi. Manakala Anda tidak pernah mengenal intuisi dan kemudian masuk dalam lingkaran berikutnya yang tidak menyenangkan, Anda akan menyadari perasaan seperti apakah yang dialami. Untuk mencegah hal itu terjadi maka yakinlah untuk tetap memberikan perhatian pada petunjuk dan tanda yang Anda terima.

Mengaktifkan bawah sadar ketika tidur.
Sebelum pergi tidur di malam hari, refleksikan pertanyaan dan masalah yang tidak dapat Anda temukan solusinya pada siang hari. Pikirkan dan eksplorasi berbagai kemungkinan. Hal ini akan memicu imajinasi Anda dan menempatkan bawah sadar Anda untuk bekerja dan akan memberikan solusi kreatif saat Anda tidur. Siapkan pen dan kertas sehingga begitu bangun dari tidur dan terjaga di malam hari, Anda siap menuangkan solusi kreatif itu untuk segera diimplementasikan.

Terdapat lima keuntungan jika Anda mengembangkan, dan kemudian membiarkan intuisi bekerja.

Pertama, mengurangi stres dengan mengidentifikasi dan menangani masalah secara lebih efektif.

Kedua, mengeluarkan kreativitas dan imajinasi.

Ketiga, berhubungan dengan bawah sadar Anda, dan karena itu, membantu Anda menemukan kebenaran tersembunyi tentang diri Anda dan situasi dalam hidup. Dengan berhubungan dengan intuisi, Anda mencegah penumpukan emosi dan pemikiran yang negatif.

Keempat, mengintegrasikan fungsi otak kiri dan otak kanan. Ini akan memberikan Anda perspektif yang lebih lengkap tentang isu-isu.

Kelima, membantu pengembangan diri lebih baik dan membantu membuat keputusan yang lebih integratif. Pada gilirannya, intuisi akan meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosional.

Sesudah memahami apa yang dimaksudkan dengan intuisi dan logika, menurut Anda bagaimana hubungan keduanya? Apakah keduanya saling meniadakan atau saling melengkapi? Bertentangan atau merpersyaratkan?

Boleh dikatakan bahwa intuisi ibarat telur dan ayam. Intuisi bekerja lebih dulu mengikuti dorongan yang muncul dari dalam. Sulit untuk dijelaskan secara nalar, namun ada semacam keyakinan kuat yang muncul dari dalam yang membimbing seseorang bertindak atau melakukan sesuatu. Setelah mengikuti apa kata intuisi, ternyata benar. Intuisi baru bisa dibuktikan benar setelah dilakukan atau setelah terjadi. Jadi, pembuktiannya setelah segala sesuatu terjadi (post factum).

Sebaliknya, logika dapat menjelaskan sesuatu secara runtut dan nalar. Ada argumen-argumen logis yang mendasarinya. Ada pembuktian-pembuktian, mulai dari aras empiris hingga aras logis. Dengan kata lain, logika adalah jalan nalar membuktikan kebenaran.

Menurut hemat kami, intuisi dan nalar bukanlah vis a vis dalam arti harfiah. Keduanya datang dari kutub yang berbeda dan entitas yang sama sekali berlainan, sehingga tidak dapat dipertentangkan. Keduanya diperlukan bergantung pada situasi pada situasi dan kondisi.

Dengan kata yang agak ilmiah, intuisi ialah pengetahuan yang bersifat a priori, sedangkan nalar atau pembuktiannya adalah a posteriori. Yang pertama adalah pengetahuan yang tidak bergantung pada pengalaman (non-empiris), sedangkan yang kedua berdasarkan pengalaman (empiris).

Dengan bahasa awam, intuisi ialah dorongan dari dalam diri yang begitu kuat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Orang yang mengalaminya sulit menjelaskan dorongan tersebut. Pokoknya, percaya bahwa hal itu baik dan benar. Namun, orang lain sukar untuk mengerti, apalagi memercayainya. Baru setelah terjadi, dan terbukti benar, orang percaya bahwa intuisi tersebut benar adanya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebenarnya sudah mempraktikkan kapan keputusan dan tingkah laku didorong intuisi dan kapan didasarkan pada pengalaman (logika). Namun, kita mungkin kurang menyadarinya.

Semoga tulisan ini memberikan suluh yang dapat menerangi Anda menelisik lebih dalam soal intuisi. Sebuah dorongan batin yang bukan saja perlu diasah, tetapi juga sangat mutlak dikembangkan untuk meningkatkan sukses pribadi dan sukses dalam bisnis.

***