Nikmati Rasa Pahit dan Temukan Rasa Manis Setelahnya
Pagi ini, saya membaca sebuah kutipan inspiratif. Bunyinya seperti ini, kopi itu pahit jika berdiri sendiri, tetapi kopi menjadi enak apabila disandingkan dengan gula dan susu. Sebaik-baiknya kopi pahit dinilai dari sudut kepahitannya, tetapi apabila ada kopi bersusu dan bergula, ia senantiasa lebih disukai dan akan terus disukai.
Terkadang kita juga demikian. Sudut pahit, ketika kita mengeluh atas persoalan yang sedang kita hadapai. Seringkali muncul kalimat seperti ini, "Kok hidupku tidak seperti si dia. " Sehingga membuat hati kita makin pahit. Terlebih ketika banyak penilaian orang akan diri kita yang sifatnya merendahkan, meremehkan dan mengabaikan.
Ketakutan dalam diri menghantui diri kita. Sehingga yang terjadi kita hanya melihat sisi pahit atau kesulitan-kesulitan yang kita hadapi. Padahal jika berkenan mengubah cara berpikir tentang hal yang membuat kita kuatir itu. Semua akan baik-baik saja.
Ia, kekuatiran salah satu racun 'mematikan' yang tumbuh dalam pikiran kita. Saya pikir, apa yang pikiran kita munculkan belum tentu terjadi dalam hidup ini. Belajar dari pribadi yang telah berhasil menaklukkan sesuatu secara nyata. Mereka berpikir bukan apa yang terjadi pada hidup, melainkan apa yang akan dilakukan pada setiap hal yang boleh terjadi dalam hidupnya. Dalam hal ini, itulah makna kopi bersusu. Sekalipun ada kepahitannya tetap ada rasa manis didalamnya.
Kita bisa menganggap perjuangan hari ini sebagai upaya untuk menjadi lebih baik lagi. Jika kita ingin terus menempa diri lewat belajar, maka sediakan waktu terbaik untuk bertekun di dalamnya.
Yang paling penting adalah rencana. Coba buat rencana pengembangan diri. Ada penelitian yang mengatakan, jika seseorang konsisten selama 36 hari melakukan sesuatu seperti meluangkan waktu beberapa jam sehari pada subjek yang sama, aktivitas itu akan menjadi kebiasaannya.
Pada akhirnya, jika mau berhasil nikmati rasa pahit dan temukan rasa manis setelahnya. Jangan gampang mengeluh. Prinsipnya, sukses itu harus kita diupayakan, kita gak akan sampai kalau kita hanya duduk merengut. Jangan batasi diri kita ketika Tuhan memberi kapasitas yang cukup dalam hidup kita.
Salam semangat. Tetap sehat...
***