Filosofi

Memaknai Hari Lahirnya Pancasila

Senin, 31 Mei 2021, 22:29 WIB
Dibaca 906
Memaknai Hari Lahirnya Pancasila
Dok. Pribadi 31 Mei 2021

Semoga kita masih ingat akan lagu berikut ini:

Lirik Lagu GARUDA PANCASILA

Cipt. SUDHARNOTO

Garuda Pancasila

Akulah pendukungmu

Patriot proklamasi

Sedia berkorban untukmu

Pancasila dasar negara

Rakyat adil makmur sentosa

Pribadi bangsaku

Ayo maju, maju

Ayo maju, maju

Ayo maju,maju!

Tanggal 1 Juni telah ditetapkan sebagai Hari Lahirnya Pancasila. Saya Pancasila, Anda Pancasila dan Kita Semua Masyarakat Indonesia adalah Pancasila.

Saya Pansila, karena di lahirkan dan Hidup di Indonesia yang memiliki falsafah Dasar Negara adalah PANCASILA.

Anda Pancasila, karena anda dilahirkan dan hidup dari Dasar Negaranya Pancasila.

Kita Semua adalah Pancasilah, Karena Kita lahir dan hidup berdasarkan Falsafah Negara yaitu Pancasila.

Pancasila dengan Lambangnya Burung Garuda

Tatapannya Selalu kearah Kanan yang melambangkan Tatapan Selalu akan Kebaikan, Perjuangan, dan Kebenaran. Bulu Di Leher dadanya ada 45 yang menandakan tahun kelahiran Bangsa Indonesia Tahun 1945.

Bulu Sayapnya dikanan dan Kiri terdapat 17 yang melambangkan tanggal Kelahiranya tanggal 17. Bulu di ekornya ada 8 yang melambangkan bulan Kelahirannya Negara Indonesia, 17 Agustus 1945. Di Cengkraman kakinya tertuliskan Bhineka Tunggal Ika yang berarti Berbeda Beda tetapi tetap satu Juga, satu Bangsa Indonesia, Satu Tanah Air Indonesia, dan Satu Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia.

Didadanya terdapat Lima Sila, Yaitu:

1.       Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berarti semua warga di Indonesia wajib memiliki agama dan kebebasan dalam memeluk agamanya masing-masing. Siapa yang tidak memiliki agama maka dia bukan Pancasila. Apa lagi jika ia tidak percaya adanya Tuhan sudah jelas dia bukan Pancasila. Ketika seseorang menjalankan ibadahnya sesuai dengan pedoman yang diyakininya, maka ia syah-syah saja selama masih berada pada konteks Berketuhanan Yang Maha Esa.

2.       Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, sebagai manusia Indonesia kita ketahui bahwa berbagaimacam suku, adat, budaya, dan bahasa yang ada di Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari mestilah kita harus menjujung tinggi adat istiadat sesuai dengan ketentuan norma yang berlaku pada setiap daerah atau wilayah yang tentu dengan nilai-nilai yang berperikemanusiaan dan berkeadilan serta beradab. Menjunjung tinggi kehormatan manusia dalam berbangsa dan bernegara.

3.       Sila Persatuan Indonesia, jika kita sedikit menengok sejarah kemerdekaan kita. Bahwa Prsatuan Indonesia adalah pangkal perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kita sadar, kita tahu,kita melihat dan kita meyakini bahwa di Indonesia beriru-ribu pulau adanya. Berbagai macam agama, adat-istiadat, bahasa dan budayanya. Namu ketika kita berbicara Indonesia, maka kita adalah satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan. NKRI harga mati, merdeka atau mati, Padamu Negeri Jiwa Raga Kami.

4.       Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmad Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, kita kenal istilah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dalam satu kesatuan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dalam sistem pemerintahan yang mengelola kekuasaan dan dari Presiden hingga Kepala Desa. dari MPRRI, DPRRI, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kab./Kota hingga ke BPD. Sebagai kehidupan berpolitik yang menghimpun semua aspirasi rakyat maka kepemimpinan yang ada harus mencerminkan Kerakyatan yang di Pimpin oleh Hikmad, Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Kebijakan yang ada haruslah membela kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan golongan tertentu saja. Jika ada pemimpin dan wakil rakyat yang ada masih berpikiran atau bahakan menjalankan yang tidak atas kepentingan rakyat dan tidak hikmad dalam mengambil kebijakan maka dia Bukanlah PANCASILA.

5.       Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, apakah kita saat ini sudah adil???. Dalam semua lini. Maka jawabannya terletak pada diri anda masing-masing selaku warga Negara yang hidup dalam Bingkai NKRI. Apakah semua kebijakan yang ada sudah berpedomanan pada aspek yang berkeadilan bagi manusia sebagai makhluk sosial, sebagai rakyat Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke. Jika masih ada pejabat atau manusia Indonesia yang masih berperilaku tidak adil kepada seluruh masyakat selaku manusia sosial maka dia juga BUKAN PANCASILA.

Bagi saya PANCASILA sudah final. Jika masih ada manusia Indonesia yang berpikiran belum final, maka dia BUKAN PANCASILA,. Terlebih jika Pancasila dirubah menjadi TRI SILA atau EKA SILA, maka dia Bukanlah PANCASILA.

PANCASILA bukan hanya sekedar Falsafah bangsa atau Ideologi Negara semata. Namun Pancasila merupakan cirri khas bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan semua unsur masyarakat yang ada di dalamnya. Apapun sukumu, apapun etnismu,apapun bahasamu, apapun agamamu kita tetap satu Indonesia Pancasila.

PANCASILA bukan hanya sekedar di bibir atau lisan saja, tetapi di hati, di pikiran dan di perilaku kehidupan juga harus tercermin pada setiap tindakan, pada setiap individu rakyat Indonesia terlebih lagi pada diri setiap pejabat penyelenggara Negara Wajib Hukumnya.

SAYA BUKAN TRISILA, BUKAN JUGA EKA SILA TETAPI SAYA ADALAH PANCASILA.

***