Filosofi

Orderint dum Metuant

Kamis, 30 Juni 2022, 06:49 WIB
Dibaca 475
Orderint dum Metuant

Nero.
Tak syak. Ia kaisar Roma paling populer sepanjang zaman. Sosok dikenal sebagai diktator yang zalim.

Tapi apalah artinya dikenal dalam hal, yang kurang pantas. Lagipula perkara yang nirmakna bagi kemaslahatan hidup bersama. Apalagi untuk kemanusiaan?

Lengkap nama  lelaki kelahiran 5 Desember 37 dan + 9 Juni 68 ini Claudius Caesar Augustus Germanicus. Dilahirkan sebagai Lucius Domitius Ahenobarbus. Ia kaisar terakhir, atau kelima, dari dinasti Julio Claudian. 

Pada zamannya berkuasa (54-68M). Nero dikenal memerintah dengan tangan besi. Apa pun yang tak berkenan baginya, dibumihanguskan. Seorang penguasa lalim. Tanpa welas asih. Tak pandang bulu. Raja tega. Mengeksekusi ibundanya sendiri. Juga saudaranya.

Anda sendiri. Seandainya jadi pemimpin. Yang ingin dicatat sejarah dan diingat rakyat, sebagai apa?

Peristiwa yang orang tidak pernah lupa adalah: Nero membakar kota Roma. Kota yang dibangun bertahun-tahun. Hancur seketika. Api menghanguskan Roma. Bagai neraka.

KIta jadi ada jembatan keledai. Maka ketika dahulu ada program mengkopi data ke dalam disc, nama programnya Nero. Dengan gambar api menyala. 

Nero punya prinsip yang sangat terkenal, yakni “Orderint dum metuant” (Biar rakyat benci, asal mereka takut). 

Benci pada gaya kepemimpinan dan apa yang dilakukannya, namun rakyatnya takut sehingga mudah untuk ditundukkan. Inilah salah satu penciri utama kepemimpinan mutlak, atau diktator. Yakni bila sang pemimpin cenderung, dan selalu, membuat pengikutnya takut bukan membuat mereka segan. 

Takut dan segan sangat berbeda. Segan bisa saja mendatangkan rasa takut karena kita menaruh hormat pada seseorang. Akan tetapi, takut tidak muncul dari rasa segan, melainkan dari rasa lain karena terpaksa.

Kata-kata berlalu –barangkali ketika hal itu belum ada yang mencatatnya. Nyatanya, kata-kata Nero puluhan abad berlalu, masih hidup hingga hari ini.

Pemimpin.
Senantiasa tercatat sepanjang masa. Anda sendiri. Seandainya jadi pemimpin. Yang ingin dicatat sejarah dan diingat rakyat, sebagai apa?

Adakah kata-kata yang menyakiti. Atau tindak yang dapat mencederai rakyat?