Ekonomi

Melamar Kerja Saat Pandemi, Menjemput Karier

Selasa, 23 Maret 2021, 16:10 WIB
Dibaca 673
Melamar Kerja Saat Pandemi, Menjemput Karier
Foto: Pelamar kerja

“Seseorang yang memiliki alasan yang cukup kuat bisa menanggung hampir semua keadaan.”

Sobat professional, pagi ini saya sedang mempersiapkan diri untuk membantu rekrutmen karyawan. Sembari menunggu waktu saya mewawancarai para pelamar kerja, saya menulis bagian ini. Di catatan yang saya miliki ada sekitar 125 orang yang mengirim lamarannya. Tentu melalui seleksi bertahap, hanya 53 orang yang dinyatakan lolos ketahap tes psikotes dan wawancara. Sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19, penyelenggara membagi beberapa gelombang tes. Hal ini dilakukan guna mencegah penyebaran virus Covid-19 dikalangan para pelamar kerja, serta munculnya klaster baru di Yogyakarta.

Saya menuju ke ruangan tes, melihat langsung semangat dan antusias para pelamar kerja untuk mengikuti tes yang ada. Sembari mengamati, saya menemukan 90% dari pelamar kerja hadir sesuai jadwal yang ditetapkan. Kita semua pasti memiliki pengalaman hadir mengikuti rekrutmen baik luring (offline) maupun daring (online), dan pasti ada was-was, ragu dan kurang yakin dalam diri kita. Apalagi melihat pesaing yang juga mengikuti tes. Untuk mampu bersaing Anda perlu, jujur, sikap sopan santun, disiplin, komunikasi yang baik, kerja keras, dan mampu berkerja sama dengan tim, serta  suka belajar tentang hal baru.

Sebagai profesional, dalam melakukan tahap seleksi pelamar kerja, saya harus mampu menemukan di antara banyak pelamar kerja yang memiliki telent atau kemampuan.Tidak hanya itu, tapi sesuai kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Saya tidak hanya memiliki kemampuan mengajukan pertanyaan kepada pelamar kerja, tapi juga harus mampu membaca gerak tubuh mereka. Kenapa harus membaca gerak tubuh si pelamar kerja? Ya, Dari situ saya melihat banyak hal yang tak tersampaikan melalui kata-kata yang diucapkan.

Saat sesi wawancara, banyak kisah-kisah pilu yang saya dengar dari pelamar kerja diantaranya akibat dari; Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), usaha gulung tikar, jenuh dengan pekerjaan, pekerjaan sebelumnya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, pindah tempat tinggal dan ragam kisah lainnya. Jika Anda juga sedang melamar disuatu perusahaan atau usaha, pengalaman ini penting untuk Anda ketahui. Nah, sebagai pertanyaan refleksi untuk diri Anda, mengapa saya memilih pekerjaan ini, situasi ini, perusahaan ini?. Teringat saya, seorang filsuf Jerman bernama Friedrich Nietzsche pernah menyatakan, “Seseorang yang memiliki alasan yang cukup kuat bisa menanggung hampir semua keadaan.”

Akhirnya, bagimana dengan Anda? Keadaan yang ada saat ini jangan sampai membuat pupus harapan kita, selalu gaungkan kata-kata yang menguatkan setiap langkah kita. Kita dorong diri kita untuk bertindak dengan material yang kita miliki sebagai batu loncatan menuju hal yang lebih tinggi, lebih baik dan lebih berdaya guna. Salam semangat muda!

***