Sosok

Penulis Pemula, Dibaca 3.803 Terbanyak di YTPRayeh

Sabtu, 26 Juni 2021, 15:17 WIB
Dibaca 2.904
Penulis Pemula, Dibaca 3.803  Terbanyak di YTPRayeh
Foto: Diono

Bagi seorang penulis, memiliki kebiasaan produktif menuangkan ide-ide tentu menjadi idaman. Dulu saat kita masih anak-anak kita bebas menulis apa saja. Tapi, setelah beranjak dewasa dan mengetuhi manfaatnya, langkah ini mulai untuk mencari dan belajar untuk lebih baik lagi.

Ketika membuka website YTPRayeh.com. Sering, mata saya tertuju pada kolom paling kanan terpopuler. Berharap tulisan saya masuk disana, tapi belum juga. Hehehe…

Saya temukan ada beberapa tulisan populer, dengan pembaca atau pengunjung terbanyak. Saya tak heran kalau tulisan para masternya penulis bisa terpopuler seperti pak Masri Sareb Putra, Dodi Mawardi, Pepih Nugraha, tentu karena jaringan pertamanan, nama terkenal, serta mereka memiliki daya tarik bagi pembaca. Akan tetapi pada satu sisi, menarik bagi saya, bagaimana seorang penulis pemula tampil menulis di sebuah website, tapi langsung melejit alias naik peringkat terpopuler.

Apalagi, mendapat apresiasi pembaca atau kunjungan pembaca terbanyak. Ada sosok penulis di YTPRayeh, dimana tulisan-tulisannya dibaca sekitar 1.848-3.803 terus bertambah, paling banyak di YTPRayeh.com. Kalau hitungan jumlah pembaca, tentu mengalahkan beberapa penulis-penulis master yang jam terbangnya lebih banyak.

Hal inilah yang membuat kepenasaranan saya ingin tahu, ada apakah gerangan?...

Ada yang mengatakan, supaya tak mati penasaran mending cari tahu deh. Nah, Agar dapat menjawab kepenasaranan itu, saya menghubungi beliau pagi ini. Kebetulan saya berada di Yogyakarta yang kita kenal dengan sebutan kota pendidikan dan budayanya yang kental, sedangkan beliau berada di Krayan Tengah, Long Padi, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Panggilan via telfon menghubungkan saya dengan beliau. Saya langsung menelfon beliau, telfon pertama di angkat istri beliau, katanya, “Diono sedang berada di luar rumah, handphone ketinggalan. Nanti kalau sudah ada saya sampaikan kalau ditelfon.” Balasnya.

Sambil menunggu beliau memberi kabar, saya mengerjakan tugas-tugas kuliah, sembari menyeruput pahitnya kopi Toraja. Beberapa hari lalu, seorang teman yang baik, memberikan saya sebungkus kopi. Menemani akhir pekan saya kali ini. Kira-kira 20 menit berlalu, ada deringan panggialan telfon masuk. Saya angkat, “Hallo, selamat pagi!Luar Biasa!.” Beliaupun membalas, “Hallo. Luar Biasa, apa kabar Jogja?,”

Dalam percakapan kami, ternyata beliau sedang ada di sawah pada saat itu. Mengerjakan proyek pembenahan pematang sawahnya di Long Padi, Krayan Tengah. Kebetulan jam beliau istirahat di pondok. Diskusi kami panjang lebar, dari pertanian sampai kepenulisan. Yang menarik adalah kepenasaranan saya tadi. Kemudian saya bertanya tentang, proses kreatif menulis beliau. Berikut ini perbincangan saya dengan bung Diono.

Lio Bijumes/ LB : “Menulis, apa maknanya bagi bung Diono?”

Diono/ DIP : “Menulis adalah salah satu hobi atau kebiasaan yang saya bangun. Ya, dengan menulis sebagai alat untuk menjangkau orang banyak lewat menulis.”

LB : “Sejak kapan tertarik menulis?”

DIP : “ Waktu saya kuliah di Yogyakarta, keinginan untuk belajar menulis sudah ada. Pada tahun 2007 minat menulis mulai dilakukan, lalu mulai ngeblog saat itu dengan nama ‘Gayam Ural’,gak hanya di blog, saya juga banyak menulis di laptop tapi tidak dipublikasi. Saat laptop rusak datapun lenyap.”

LB : “ Sekarang bung mulai aktif menulis di website YTPRayeh, setiap tulisannya masuk paling popular, bagimana perasaan Anda?

DIP : “ Saat launching YTPRayeh pada hari Selasa DI Jakarta, (12/01/2021), saya sangat senang menyaksikan melalui streaming YouTube, sekaligus saya ingin kambali membangkitkan energi menulis itu lagi, apalagi saya penulis pemula yang dulu pernah padam. Awal menulis di YTPRayeh. Saya juga kaget, penulis pemula yang tak terkenal seperti saya bisa menulis, dan menarik banyak pembaca. Ada kesenangan tersendiri, sekaligus saya bersyukur ada apresiasi para pembaca.”

LB : “Bisa bagi tips-tips menulisnya? Bagimana bung Diono mengatur diri agar konsisten dalam menulis?”

DIP : “ Menulis dimananpun bisa, kadang biasanya kalau pagi sambil sengiduh nan tetel (artinya: mendekatkan diri dibara tunggku api) di pagi hari nah itu saat yang pas untuk memikirkan suatu hal atau ide-ide untuk di tulis. Biasanya sengiduh ren tetel pukul 7.00 pagi, karena di kampung sini dingin sekali, nah kalau malam biasnya pukul 10.00. Saat itu kan suasana tenang, gak ada keributan yang mengganggu. Nah, disaat inilah saya mempertajam apa yang saya tulis tadi pagi. Setelah dibaca uanga, lalu kirim ke YTPRayeh.com.”

LB: “Menulis sesuatu ide kan kita perlu topik, nah bagaimana bung memilih topik yang pas? Atau fokus pada topik tertentu kah?”

DIP : “Kalau pemilihan topik, saya lebih suka memilih apa yang dipahami oleh masyarakat, suatu hal yang dirasakan. Intinya, menulis apa yang ada di sekitar kita. Seperti tulisan saya tentang ulat dua empedu di dunia yang dimakan orang Dayak Lengilo misalnya, masih banyak lagi.”

LB : “ Nah, berbicara tentang sosok penulis panutan, setiap kita (penulis) pasti memiliki. Siapa nih sosok penulis inspiratornya?”

DIP : “ Sosok yang membuat saya tambah bersemangat menulis itu sebenarnya Bapak Wagub Kaltara, bapak Dr. Yansen TP. Sekalipun dia sangat sibuk sebagai pejabat, tapi kok orang seperti dia sempat-sempat saja dia lada waktu untuk menulis. Dari ide-ide dan kalimat yang ia tulis sangat bagus, menggugah dan dalam pengertiannya serta mudah kita pahami. Lalu sosok yang kedua bapak Masri Sareb Putra, salah satu masternya penulis Indonesia. Beliau ini juga yang mendorong saya untuk menulis. Saya ingat pak Yansen TP, katanya, Ibaratkan seperti tebu, kalau tebu itu semakin tua ia semakin manis. Begitulah pak Masri dimata saya, yang tua saja semangat apalagi yang muda seperti saya. Ya kan?... heheh”

Dr.Yansen TP.M.Si, ialah Wakil Gubernur Kalimantan Utara terpilih pada pilkada 9 Desember 2020. Segudang prestasinya. Sosok ini senang menebar energi positif, melalui pendekatannya pada masyarakat baik secara langsung maupun melalui karya buku-buku yang ia tulis.

LB : “Pertanyaan terakhir bung Diono, apanih pesan untuk penulis pemula? Mereka yang masih ragu untuk memulai menulis?”

DIP: “ Pesan saya, sebagai penulis pemula kita tidak usah ragu menuangkan ide-ide lewat tulisan. Paling penting share atau bagikan tulisan kita ke group wa atau sosial media seperti facebook. Seperti apapun kalimatnya, pasti mengandung makna tinggal dimana nanti menempatkan kalimat-kalimat tersebut, jika kita merasa kalimat itu tidak cocok ya bisa kita hilangkan setelah baca ulang karya kita. Sehinga menjadi bermakna positif dan membangun. Artinya, penulis pemula jangan ragu, tulis saja apa yang ada dipikiranmu.”

“Ragu jangan! Tulis saja apa yang ada dipikiranmu.” - DIP

LB : “Tak terasa sudah obrolan kita cukup panjang ya bung Diono, akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih. Silahkan lanjutkan pekerjaannya menyelesaikan pematang sawahnya, lain hari kesempatan kita diskusi lagi.”

Demikian wawancara singkat bernas saya dengan sosok yang ramah, cakap dan terbuka untuk berdiskusi dan berbagi pada siapapun. Saya akhirnya lega, kepenasaranan saya terjawab. Sekali lagi saya kutip pesan dari bung Diono, “Jika kamu berpikir apa yang kamu tulis untuk kebaikan, maka lanjutkan.” tutupnya.

Salam semangat muda. Tetap jaga kesehatan Anda!

Buiii...Buuiii...Buuuiiii...

 

Foto bersama:  Bapak Zainal Arifin Paliwang, Gubernur Kalimantan Utara (Kiri), Diono (Kanan),

Profil Singkat Sosok:

Nama: Diono.S.I.P.

Tempat tanggal Lahir: Binuang 28 November 1985.

Tempat tinggal sekarang: Long Padi, Krayan Tengah, Kalimantan Utara.

 

 ***