Petuah Bijak Orang Tua
“Dibalik hak kita, ada hak orang lain,” kalimat ini pertama kali saya dengar pada apel pagi yang dilaksanakan secara rutin setiap hari Senin kurang lebih tiga tahun yang lalu oleh Sekretaris Daerah Kaltara, Suriansyah. Kalimat itu menempel di otak saya hingga kini.
Ada juga yang mengatakan hal “Jangan pernah buang orang, setiap orang pasti mempunyai nilai,” pesan ini disampaikan Ibu Flora ST saat saya berdiskusi tentang bagaimana menjadi pemimpin yang benar.
Lalu, wejangan lain yang saya dapatkan dari almarhum Samuel ST Padan yang saya anggap seperti ayah sendiri manakala di Tanjung Selor saya hanyalah anak rantau.
Beliau mengajarkan saya tentang tiga hal tentang permohonan doa. Masih jelas terlihat coretan goresan pensil catatan di dalam map yang saya buka Kembali.
Tertulis tanggal 17 Juni 2020 di bawahnya tertulis angka pertama, berdoalah untuk mengubah hal-hal yang bisa kita ubah; kedua, berdoalah untuk meminta ketabahan untuk menerima hal-hal yang tidak dapat kita ubah; ketiga, berdoalah untuk membedakan hal yang dapat kita ubah dan tidak dapat kita ubah.
Mengaitkan wejangan di atas saya belajar menjadi manusia yang memanusiakan manusia. Setiap orang berharga dan memiliki semangat juang mempertahankan hidup. Hidup tak sekedar hidup. Tetapi menjadikannya berarti lebih dari itu, yakni berdampak.
Mengutip kata bijak Albert Einsten, ia mengatakan “satu-satunya sumber dari pengetahuan adalah pengalaman.”
Tentunya orang-orang hebat ini dapat berkata demikian karena telah melalui prosesnya. Menjadikan pengalamannya sebagai teladan bagi generasi selanjutnya.
Mulai dari melihat, mendengarkan, dan memperhatikan itulah cara saya menyerap berbagai nasihat dan pelajaran kehidupan khususnya dari para orang yang dituakan.
Seperti digital voice recorder, saya senang merekam dan mengingat kembali kalimat membangun dari orang lain. Siapapun mereka dan latar belakang mereka.
***