Sosok

Selamat Jalan, Samuel ST Padan, Kepala Biro Pengelolaan Perbatasan Negara Provinsi Kaltara

Minggu, 31 Januari 2021, 16:12 WIB
Dibaca 1.461
Selamat Jalan, Samuel ST Padan, Kepala Biro Pengelolaan Perbatasan Negara Provinsi Kaltara
SST Padan: selamat jalan!

Samuel ST Padan, selamat jalan! Besar jasamu menjaga wilayah perbatasan, selama ini!

Bagai petir menggelegar di siang hari.

Berita itu diterima: Telah menghadap Sang Pencipta, Samuel ST Padan, hari ini (Minggu 31/01-2021) di Tanjung Selor, waktu setempat, pukul: 09.35.

Bagi saya, berita tersebut bukan hanya mengagetkan. Lebih dari itu. Terselip kuat rasa tak percaya. Masa sih? Ia sering chat dan diskusi dengan saya. Terakhir, saya periksa WA, tgl 15 Januari.  Jadi, hampir 2 pekan kami tidak kontak. Saya baru mafhum beberapa hari ini ia berjuang melawan suatu wabah penyakit.

***

Tidak setiap orang hari lahirnya pas dengan Hari Kasih Sayang, Valentine. Ia satu dari antara sekian orang langka itu. Samuel ST Padan dilahirkan pada 14 Februari 1965. Berperawakan tinggi besar. Kulit bersih. Badan tegap. Mengenakan kacamata. Sorot matanya tajam, namun bersahabat. Penampilannya sederhana. Mengulas senyum, sebelum bicara.

Demi menghindari sama dan sebangun dengan nama ayahnya Samuel Tipa Padan, maka ia menulis namanya: Samuel ST Padan. Samuel ST Padan jabatannya terakhir sebagai Kepala Biro Pengelolaan Perbatasan Negara Provinsi Kaltara dari 2017 hingga 2020.

Ia lulusan S-1 Fisip Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. S-3 dituntaskannya di Universitas Brawijaya, Malang, dengan disertasi berjudul “Modal Alam dalam Pembentukan  Daerah Otonomi Baru Kabupaten Krayan Perbatasan Kalimantan Utara”.  Usianya: 55 tahun.

Berikut ini foto dirinya, bersama Delegasi RI-Malaysia dalam Persidangan JIM (Joint Indonesia Malaysia) ke- 43 di Kuala Lumpur tanggal 18 - 21 November 2019.

Foto spesial ini ia kirimkan kepada saya melalui WA. Saya masih menyimpannya, saat ini. Entah bila untuk menghapusnya dari memori HP. Sebab, menurut saya, chat dan gambar bisa saja kita hapus dari penyimpanan memori HP. Tapi kenangan kita bersama sahabat dan seseorang yang telah tiada, tidak pernah bisa kita hapus dari memori, sebagai manusia.

Ia pernah menjadi Camat Krayan, Kabupaten Nunukan. Kemudian, menjadi Sekretaris Badan Pengelola Perbatasan Daerah Kabupaten Nunukan. Selanjutnya, menjadi Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Nunukan. Samuel ST Padan menjadi Kepala Biro Pengelolaan Perbatasan Negara Setprov Kalimantan Utara.

Ini tugas mulia, sekaligus amanah yang tidak mudah. Namun, ia pantang menyerah. Pria tinggi besar berkulit putih itu seorang Lundayeh berdedikasi tinggi. Yang mencurahkan segenap akal budi demi kemajuan penduduk wilayah perbatasan. Merasa ada dorongan khusus, suatu panggilan tanah kelahiran. Sebab dari Dataran Tinggi Borneo datang nenek moyang yang sama, sesama Dayak (Lundayeh Idi Lunbawang). Hanya dipisah garis khayal bernama boundary (batas negara), padahal asalnya satu dan sama.

Chat dan gambar bisa saja kita hapus dari penyimpanan memori HP. Tapi kenangan kita bersama sahabat dan seseorang yang telah tiada, tidak pernah bisa kita hapus dari memori, sebagai manusia.

Tapi pandanglah! Jangan hanya dengan mata-kepala, juga dengan matahati. Bagaimana situasi kondisi di dua wilayah itu bagai langit dan bumi. Beda jauh. Penduduk seberang lebih dalam segalanya. Mereka diperhatikan dan menampakkan wajah Malaysia. Sementara wilayah Indonesia masih jauh dari harapan.

Dalam kapasitasnya sebagai Kabiro Pengelolaan Perbatasan Negara Setprov Kalimantan Utara,  ada yang merisaukan hatinya. Menurutnya, terdapat lima wilayah outstanding boundary problems (OBP).

Lelaki yang oleh para ponakan disapa “Om Wel” ini senantiasa well come. Dididik secara keras dalam disiplin oleh sang ayah, bersama saudara- saudaranya lelaki seperti Yansen TP, membuat pribadinya kuat.Yang menitis dari ayah yang menjadi idola semua saudaranya bukan saja nama. Tapi juga watak, etos kerja, juga semangat.

Tidak setiap orang hari lahirnya pas dengan Hari Kasih Sayang, Valentine. Ia satu dari antara sekian orang langka itu. Samuel ST Padan dilahirkan paa 14 Februari 1965.

Pada 2017, Samuel bersama Tim-nya atas arahan Gubernur Kalimantan Utara melaksanakan program kajian kelayakan pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu di daerah perbatasan Kalimantan Utara dengan Malaysia. Itu yang membuatnya belakangan ini bekerja ekstra ~dan kadang nyetir sendiri kendaraan dari Bulungan – Samarinda. Sebab kajian kelayakan wajib dilakukan secara ilmiah, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Syukurlah, kajian telah selesai dilakukan oleh tim Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.

Jika sesuai rencana, terdapat empat lokasi PLBN nantinya. Yakni di Labang Kecamatan Lumbis Ogong Kabupaten Nunukan; di Long Midang Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan; di Long Nawang Kecamatan Kayan Hulu, Kecamatan Krayan; dan di Sei Pancang Kecamatan Sebatik Utara Kabupaten Nunukan.

Dua dari PLBN terpadu tersebut yaitu PLBN terpadu Sei Pancang Sebatik Utara dan PLBN terpadu Long Midang Kecamatan Krayan menjadi prioritas akan dibangun segera awal tahun 2019. Kemudian, dilanjutkan pembangunan PLBN terpadu Labang Kecamatan Lumbis Ogong dan PLBN yang disengketakan oleh dua negara yang bertetangga, provinsi Kaltara, Indonesia dan Sabah, Malaysia. Yaitu di titik Sebatik, titik Simantipal, titik Sinapad, titik B2700-B3100, dan titik C500-C600.

Nah, kawasan sengketa itu justru banyak dihuni warga negara Indonesia. Yakni masyarakat kecamatan Lumbis Ogong dan Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan. Tetapi dua OBP di antaranya yaitu di Titik Simantipal dan titik C500-C600 Kecamatan Lumbis Ogong sudah dituntaskan dalam perundingan Joint Indonesia Malaysia (JIM) di Bandung pada akhir Oktober 2018 .

Masyarakat kita, kata Om Wel, “Ingin Pemerintah membangun daerah perbatasan. Selain agar tidak diklaim oleh Malaysia, jangan sampai kita kalah dan tertinggal dalam berbagai hal.”

Menurutnya, wajah Indonesia, sesungguhnya, tampak di daerah perbatasan. "Warga kita di perbatasan, banyak berbelanja kebutuhan sehari-hari ke Malaysia. Mulai dari sembako, bahan bangunan, hingga bahan bakar minyak. Sebaliknya, mereka menjual beras kualitas unggulan, kerbau, garam, dan kerajinan rakyat ke sana. Alat tukar yang sah menggunakan ringgit dalam transaksi jual-beli. Rupiah tidak berlaku."

Sementara itu, kondisi jalan juga berbanding terbalik. Wilayah Malaysia kondisi jalannya bagus. Sebaliknya, di Indonesia banyak lubang kubangan, masih jauh dari harapan. Inilah yang menjadi keprihatinan, sekaligus perjuangan pria Lundayeh ini. Bukan pertama-tama untuk dirinya, tapi demi kehormatan bangsa. Kecamatan Kayan hulu. Bahkan, Inpresnya bersama tujuh calon PLBN lainnya sedang menunggu ditanda tangani oleh presiden Jokowi.

Dibukanya akses resmi PLBN terpadu ini, otomatis selain meningkatkan keamanan perbatasan dan menegaskan kedaulatan RI di perbatasan, juga akan mengakselerasi semua dimensi pembangunan dan pelayanan masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan warga masyarakat perbatasan yang mayoritas Dayak.

Jiwa untuk berbuat, tanpa menunggu, itu datang dari sang ayah, Samuel Tipa Padan. Nasihat guru, sekaligus ayahnya terus diingatnya. Agar sekolah setinggi-tingginya.

Samuel yang juga mengetuai sebuah organisasi lokal yaitu Lembaga Percepatan dan pemerataan Pembangunan Perbatasan Krayan (LP4K) bersama teman-temannya membidani lahirnya ide untuk membuka “Krayan border Trade Center dan Krayan border Shop” yang saat ini diadopsi oleh pemerintah Provinsi Kaltara dengan nama “Toko Indonesia”.

Tujuan dari awal dari Krayan border trade center dan Krayan Boder shop adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kehadiran Negara di perbatasan, sekaligus memutus mata rantai ketergantungan masyarakat perbatasan terhadap Subsidi Ongkos Angkut (SOA) barang; memutus ketergantungan masyarakat perbatasan terhadap barang sembako Malaysia. Juga bertujuan mewujudkan perdagangan lintas batas yang berkeadilan saling menguntungkan di antara kedua masyarakat negara Indonesia dan Malaysia.

Toh jiwa untuk berbuat, tanpa menunggu itu, datang dari sang ayah, Samuel Tipa Padan. Nasihat guru, sekaligus ayahnya terus diingatnya. Agar sekolah setinggi-tingginya.

Samuel telah bergelar “Doktor". Sudah menunaikan amanah ayah, agar sekolah setinggi-tingginya. Disertasinya   mengenai topik Peranan Modal Alam (Natural Capital) dalam Pembentukan Daerah Otonomi Baru: Sebuah studi tentang rencana pembentukan daerah Otonomi Baru Kabupaten Krayan di daerah perbatasan Kalimantan Utara dan Malaysia ini tentu sangat perlu sebagai referensi.

Naskah yang dikonversi dari disertasinya, sedang dalam rencana proses penerbitan, sebenarnya. Tapi pasti akan terbit, sebab ISBN dan desain covernya sudah ada. Apalagi naskahya telah pula disunting: 33.400 kata.

Pada postingan yang terpisah, akan dimuat abstrak/ saripati bukunya.

***