Pelabuhan Samarinda
masih bergelimang keramaian
sanak perantau di tempat ini
raut perantara merekam kota
bertempur pandangan Tuan,
pun berlayar sampai belenggu terlepas
dalam perjalanan…….pada setiap kejadian
walau hanya mengubur batu
sekelumit leburan mimpi Puan,
berjalan ke ujung bebas diri bercerita
yang mencari jalan......pada setiap perasaan
walau hanya menggantung awan
sungguh lihai pesan tersirat
menyingkap bahtera raga kapal
terselip layar pertemuan
meliuk layur perpisahan
dari gemuruh Kota Tepian
terus memungut selarik gelombang
mengetuk riak Sungai Mahakam
mengalir deras di hulu nadi
membaca nyawa titian peradaban
masih mengaung keras ketinting
riuh pulang tak berjawab
terperangkap berbagai kisah
saling mengetuk dengan kesan
lewat cerita sendiri - sendiri
dan kapal – kapal tetap berlabuh
sesekali mengintip senja yang menghilang
lalu berlayar kembali,
terdengar para pengelana
membisikkan serpihan doa
menjadi rahasia sebaik-baik ombak
…berseru pikiran bertemu...karena keputusan yang damai
…merelakan jiwa berpisah...karena yakin ada yang pergi
sepanjang apapun laju hari Pelabuhan Samarinda
segalanya tetap ada yang berlabuh
meski hanya dalam pertemuan
atau hanya dalam perpisahan
semua itu terenyuh suatu riak
berlayar atas nama kenangan
walau berlayar jauh, pelabuhan ini pastikan riak ombak
panggilmu kembali
Samarinda, 2023