Panggil Aku: Niang
Niang ia biasa disapa. Si pembuat topi para tokoh, termasuk Gubernur DKI, Jarot.Tercatat sebagai pegiat ekonomi kreatif. Ia membawa harum nama Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng sekaligus puaknya.
Pelaku ekonomi kreatif Dayak yang sudah go international ini patut jadi suri teladan, setidaknya menginspirasi. Jemari tangannya lincah memilah bahan dan menganyam. Semua dikerjakan dari hati penuh sukacita. Hasilnya mendekati sempurna. Jika tidak, musyikl produk buatan tangannya disukai, dan dibeli, sampai keluar provinsi bumi Tambun Bungai.
Dia pembuat topi para tokoh, termasuk Gubernur DKI Jarot.
Saya pernah sengaja berada di kotanya, Palagka Raya, sekalian riset dan mengamati dari dekat "perbuatan" kreatifnya.
Ia punya galeri kerajinan seni budaya Dayak. Yang menggelar, dan menjual hasil karyanya. Sebuah terobosan baru, di saat sebagian besar masyarakat Dayak masih belum bisa --dan belum mampu-- lepas dari ekonomi tradisional: ekonomi pertanian.
Masih sedikit manusia Dayak menggantungkan hidup dari ekonomi kreatif. Yang melakukan secara kreatif dan cerdas apa yang disebut di bangku kuliah sebagai :komodifikasi budaya. Yakni proses kreatif di dalam mengemas khasanah budaya lokal heritage nenek moyang, bernilai-jual, mengandung nilai ekonomi.
Tak syak, Niang seorang inspiratif. Yang menunjukkan, asal dikelola baik --memerhatikan kemasan dan promosi serta marketing zaman now dan sesuai selera pasar-- produk bermuatan (content) Dayak, laku sebagai komoditas.
Saatnya kini menggumuli ekonomi kreatif. Sebab sumber daya alam (SDA) suatu waktu bisa habis. Namun, khasanah peninggalan nenek moyang, ibarat sumur Yakub: tak pernah kering untuk ditimba. Asalkan, bekerja cerdas, bukan hanya bekerja keras.
Wanita murah senyum ini membuktikan, bekerja bukan untuk diri sendiri. Tapi melibatkan juga banyak pihak, sehingga ekonomi berputar semakin lama semakin kencang dan luas.
Sehari-hari, Niang guru TK. Namun, orang mengenalnya sebagai pekerja kreatif. Saatnya kini jika bertegur sapa orang bertanya: usahamu apa? Bukan lagi: kerja di mana?
Niang memberi contoh, bukan mencari kerja, tapi menciptakan lapangan kerja. Ia pencipta desain dan produsen hasil kerajinan tas dan topi dari bahan rotan. Ia juga penjahit baju-baju para pejabat Kalimantan Tengah, hingga untuk dipakai Gubernur.
Hal yang fenomenal di Kalimantan tengah, setiap pesta atau acara resmi, orang-orang mengenakan pakaian dan tutup kepala khas Kalimantan Tengah pula. Hal ini sangat kondusif mendorong semakin tumbuh kembangnya ekonomi kreatif. Sekaligus menciptakan efek berguling (multiflier effect), yang menggerakkan sektor lain, seperti: hidupnya para penjahit, penjual kain, galeri, toko, mall, dan galeri di bandara.
Wanita murah senyum ini membuktikan, bekerja bukan untuk diri sendiri. Tapi melibatkan juga banyak pihak, sehingga ekonomi berputar semakin lama semakin kencang dan luas. Sebuah gerakan ekonomi baru bernama: ekonomi kreatif berbasis muatan-lokal.