Budaya

ITKK, Perguruan Tinggi Pertama di Borneo dengan nama Dayak

Selasa, 26 Januari 2021, 06:09 WIB
Dibaca 1.033
ITKK, Perguruan Tinggi Pertama di Borneo dengan nama Dayak
perguruan tinggi pertama di Borneo dengan nama moyang Dayak.

Sejarah akan mencatat yang demikian ini: Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK), Sekadau, Kalimantan Barat, adalah perguruan tinggi pertama di Borneo dengan nama moyang Dayak: Keling Kumang.

3 Program Studi:
1. Technopreneurship
2. Agro-eko teknologi
3. Rekayasa Komputer

Terpanggil untuk turut serta berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa, Yayasan Pendidikan Keling Kumang (YPKK) mendirikan perguruan tinggi berbentuk Institut yang diberi nama “Institut TeknologiKeling Kumang (ITKK)”. Sesuai dengan visi dan misinya, ITKK bercita-cita menghasilkan lulusan yang memahami dan memiliki keterampilan komprehensif sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman yang dapat mengemban amanah sebagai khalifah di bumi ini sesuai dengan fitrahnya.

Situasi Kondisi Kabupaten Sekadau

Sekadau merupakan satu dari 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat. Luas wilayahnya 5.444 km²atau 3,71% dari luaswilayah Provinsi Kalimantan Barat dengan jumlah penduduk 190.000 jiwa.  Asal usul nama “Sekadau” dari sejenis pohon yang banyak tumbuh di muara sungai Sekadau. Penduduk setempat menamakannya “Batang Adau” (http://sekadaukab.go.id/sites), sejenis kayu kuat dan tahan yang sangat bagus menjadi bahan membuat alat musik tradisonal Dayak, sape.

Pemerintahan Kabupaten Sekadau dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kebupaten Melawi dan Kabupaten Sekadau di Provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Sekadau merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Sanggau, sehingga sejak tahun 2003 resmi menjadi kabupaten sendiri dengan nama Kabupaten Sekadau.

Topografi, demografi, transportasi, kondisi sosial dan ekonomi penduduk Kabupaten Sekadau dan Kabupaten tetangga sangat kondusif bagi pendirian perguruan tinggi baru. Kabupaten ini sangat strategis karena dilalui jalur jalan negara dari Pontianak hingga Putussibau sepanjang kurang lebih 800 km yang kondisi jalannya cukup baik dan beraspal. Sementara daerah Tiga Belitang berbatasan dengan Senaning, Kabupaten Sintang dan Sarawak, Malaysia Timur. Integrasi sosial di Kabupaten Sekadau berjalan baik, tidak pernah terjadi clash sosial sepanjang sejarah. Kebanyakan penduduk berprofesi sebagai petani, buruh pabrik, pegawai, karyawan, dan wirausaha.

Dilihat dari aspek demografi, mayoritas penduduk Kabupaten Sekadau adalah etnisDayak yang terbagi dalam sub-sub suku antara lain, Dayak Mualang (Ibanik Group), Dayak Desa, Dayak Tempunak, Dayak Ketungau Sesat (Ibanik Group), Dayak Kerabat, Dayak dan Jawant. Penduduk terbanyak selanjutnya adalah Melayu, Tionghoa, dan Jawa. Dengan demikian, meski mayoritas Dayak, penduduk Kabupaten Sekadau saat ini terdiri atas multietnis dan heterogen.

Dilihat dari lokasi, Kabupaten Sekadau sangat strategis bagi pendirian perguruan tinggi baru. Tahun 1980-an – 2000-an, Sekadau dikenal sebagai kota pelajar. Banyak siswa dari berbagai daerah di Kalimantan Barat menuntut ilmu ke Sekadau yang pada waktu itu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sanggau dan belum dimekarkan. Sekolah-sekolah menengah pertama dan menengah atas, seperti Pendidikan Guru Agama (PGA), Sekolah Pendidikan Guru (SPG), dan SMA yang dikelola pihak swasta dikenal dengan mutu dan disiplinnya sehingga menarik minat orang tua menyekolahkan putra dan putrinya ke Sekadau.

Lebih-lebih lagi karena di Sekadau pada masa itu tersedia asrama-asrama dan pondokan sehingga menarik minat masyarakat luar Sekadau. Pola-pola pengasramaan (dormitory) yang terintegrasi dengan kampus, nantinya akan diterapkan dalam sistem tata kelola perguruan tinggi.

Kabupaten Sekadau merupakan pemekaran dari Kabupaten Sanggau (2003), terdiri atas 7 kecamatan dan 76 kelurahan. Sebelah Barat Kabupaten Sekadau berbatasan dengan Kabupaten Sanggau, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sintang, Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sintang, dan Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ketapang.

Institut Teknologi Keling Kumangadalah perguruan tinggi swasta yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Keling Kumang.Legalitas Badan Penyelenggara Pendidikan ditetapkan melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-0000132.01.05. Tahun 2017 tertanggal 23 Februari 2017.  Sementara kepemilikan lahan kampus dibuktikan Notaris Torop Nainggolan, SH, M.Kn Akta Notaris PERUBAHAN “YAYASAN KELING KUMANG” nomor -14- Tanggal 23 Februari 2017 berkedudukan di Sekadau, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat.

Potensi dan Daya Dukung Mahasiswa

Saat ini, belum ada satu pun perguruan tinggi berdiri di kabupaten Sekadau. Sementara jumlah SMA dan SMK dengan total sekitar 7.000 siswa sangat mendukung bagi berdirinya perguruan tinggi. Jumlah lulusan setiap tahun siswa SLTA di Kab. Sekadau rata-rata 2.000 orang/ tahun. Inilah yang disebut sebagai “potensi calon mahasiswa” sangat besar itu sebab jika 10% saja dari lulusa SLTA setiap tahunnya masuk ITKK maka hal itu sungguh sangat menakjubkan, yakni 200 mahasiswa hanya dari wilayah Kabupaten Sekadau saja. 

Dengan demikian, antara perguruan tinggi baru dan calon mahasiswa terdapat korelasi saling membutuhkan satu sama lain. Kehadiran perguruan tinggi di satu pihak dibutuhkan calon mahasiswa; sedangkan di pihak lain, perguruan tinggi pun membutuhkan mahasiswa sebab mahasiswa adalah tujuan yang menjadi sebab (causa finalis) keberadaan sebuah perguruan tinggi.

Tapi otak di balik pendirian Institut ini --semula Universitas-- adalah tiga bersaudara, yang dikenal dengan 4-M (Musa, Munaldus, Michael, dan Masiun). Mereka merasa perlu ada perguruan tinggi bernuansa lokal. Selain meninggalkan legacy, perlunya masyarakat mendapat onderjiws yang terbaik, mencetak SDM unggulan.
Lebih dari segalanya, adalah kerja sama Tim. TEAM - together everyone achieve more. Sukses Tim dan restu Dia, sumber Ilmu Pengetahuan.

Itulah yang terjadi pada 9 Januari 2021. Dalam acara launching ITKK di Ruai TV, Pontianak, dihadiri Bupati Sekadau, Rupinus.

Siapa Keling Kumang? 

Mereka, Keling (laki-laki) dan Kumang (perempuan) adalah nenek moyang suku bangsa orang Iban. Menjelaskannya sederhana: keduanya Rama dan Sinta orang Iban.

Keling dan Kumang adalah semacam Rama dan Sinta-nya Dayak Iban, sepasang suami-isteri yang menjadi legenda masyarakat Dayak Iban, populasi Dayak terbesar di dunia, yakni sekitar 900.000. Ibanic Grup yang terdiri atas 12 subsuku, yang persebarannya mulai dari Sri Aman, Sarawak, Kab. Sanggau, Kab. Sekadau, Kab. Sintang, Kab. Melawi hingga Kab. Putussibau.

Badan Penyelenggara Pendidikan memutuskan menggunakan nama institut yang akan didirikan demikian atas pertimbangan bahwa termaktub di dalam sebuah nama karakter dan ciri khas di satu pihak, akan tetapi di pihak lain juga mengandung dimensi atau nilai-nilai universal. Di dalam legenda, Keling Kumang dikisahkan sebagai manusia yang dilahirkan untuk membangun kerajaan yang aman dan tentram, yakni kerajaan Buah Main, di mana masyarakatnya menjunjung adat budaya dan nilai-nilai. Dengan semboyan, “Betungkat ke adat basa, bepegai ke pengatur perkara” (berpegang teguh adat budaya dan bertumpu pada penyelenggara negara (Masri, Keling Kumang, 2014).

Badan Penyelenggara juga mencari, dengan Google search, nama-nama institut yang ada di Indonesia dan menemukan preseden bahwa ada institut yang tidak menyebutkan locus (tempat berdirinya), akan tetapi dari namanya sudah dapat diidentifikasi ciri-ciri khas dan asalnya.

Nama “Keling Kumang” diplih sebagai nama institut sebab terutama di Kalimantan, Keling Kumang sudah dikenal masyarakat, sementara di aras nasional, CU Keling Kumang masuk dalam daftar 100 Koperasi Terbesar di Indonesia (Muhtar, 2015).

***

Penulis adalah Rektor Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK).