Sengkurung: Alat Musik Daerah Dayak Simpang
Sengkurung adalah alat musik Dayak Simpang yang terbuat dari bambu. Bambu yang dipakai untuk sengkurung adalah bambu pilihan yang sudah cukup tua. Alat musik sengkurung mirip dengan angklung.
Setiap sengkurung terbuat dari sepasang bambu yang panjang 30 cm sampai 50 cm. Setiap pasang mewakili suatu nada tertentu. Bambu kecil biasanya mempunyai nada tinggi, dan bambu yang besar mempunyai nada yang rendah. Setiap pasang sengkurung salah satunya berfungsi sebagai pemukul. Tapi keduanya dibuat dengan nada yang sama. Perlu orang yang berpengalaman untuk membuat sengkurung. Bunyi atau nada sengkurung harus disetel dengan pas.
seSengkurung yang paling sederhana terdiri dari 3 pasang. Namanya onak, inouk dan inek. Onak mewakili suara paling tinggi, inouk lebih rendah dan inek yang paling rendah. Sedangkan sengkurung yang lengkap terdiri dari 8 pasang mewakili layaknya ke- 8 tangga nada dalam permainan musik.
Main sengkurung adalah kegiatan permainan musik rakyat yang menggunakan alat musik sengkurung. Main sengkurung tidak boleh dilakukan pada sembarang waktu. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada musim buah atau musim panen. Setelah musim itu selesai orang tidak boleh lagi main sengkurung.
Sebetulnya kegiatan kesenian sekurung itu dimulai ketika durian mulai kelihatan bakal buahnya sampai ketika durian jatuh. Karena itu kegiatan sengkurung juga terkenal dengan upacara adat menimang buah. Karena musim panen bersamaan dengan musim buah, maka kegiatan main sengkurung juga dilakukan pada kegiatan memanen padi di ladang.
Main Sengkurung biasnya dilakukan ketika pergi atau pulang dari mencari buah (terutama buah durian). Permainan Sengkurung juga dilakukan orang ketika dalam perjalanan menuju atau pulang dari ladang. Bisa juga dilakukan pada saat istirahat habis memanen di ladang. Juga bisa dilakukan ketika berkumpul makan di rumah sehabis mengerjakan ladang.
Setiap jenis permainan musik Sengkurung ada namanya sesuai dengan musik yang dimainkan.
Pak Paer, Dong Tetet, Sok-sok Bou Burok.