Dulu dan Kini, Jalan dari Krayan ke Long Seraban, Kalimantan Utara
Ibung Kubil, demikian kakek saya biasa dipanggil. Badannya besar, kekar, tinggi. Kuat lari. Kalau kejar kerbau, bawa 2 rotan panjang,besar sekaligus! Saat lari kejar kerbau, bisa sejajar dengan kerbau. Kadang tangkap ekor, baru masukan rotan ke leher kerbau.
Pak Yefta dan pak Marli, tahu betul kakek ini. Sangat kuat pada zamannya. Kata orang-orang kemudian bercerita!
Saya umur SD saat itu. Sering melihat para orang tua tangkap kerbau di kampung. Kita senang, juga takut. Manjat ujung kayu melihat dari jauh. Bahagia pulang ke rumah setelah menonton. Hiburan luar biasa jaman itu. Generasi saya, tidak banyak yang merasakan suasana kampung seperti itu. Saya beruntung sempat.
Saat saya pulang kuliah tahun 1999, suatu ketika, almarhum kakek bercerita: mencoba mengingat dan membandingkan fisik jaman muda. Lupa tempat di mana kami saat itu. Rumah atau sawah. "Saya pernah jalan kaki dari Krayan tembus Tawau, Malaysia, bersama Tangi dan Bam. Kami berburu Temesol (gajah)," cerita kakek panjang lebar.
Saya penasaran. Bertanya lebih lanjut. "Kami jalan kaki berminggu-minggu di hutan untuk sampai di Tawau," pungkasnya.
Cerita berlanjut ke Long Seraban. Sekarang Semamuh, mungkin?
"Jalan kaki lebih 1 minggu menyusuri lembah hutan perawan, menaiki gunung dan menyusuri serta menyeberang sungai utk sampai di Long Seraban. Kalau hujan, bisa 2-3 minggu baru sampai. Tidak bisa menyeberang. Tunggu air surut," lanjutnya.
"Gendong damar 1 bekang. Penuh. Tinggi lewat kepala. Pulang bawa 1-2 batang sabun cap tangan. Hanya itu saja," ucap kakek dengan penuh bersemangat.
Sejenak, tundukan kepala. Pejamkan mata. Bayangkan! Pasti akan dapat gambaran tentang penderitaan mereka. Bagi yang tidak dapat gambaran, pasti tidak pernah jalan kaki dari pagi sampai sore. Tidur. Besok lanjut lagi.
Perjuangan yang yang tidak kenal lelah. Keadaan yang sulit tidak membuat niat surut. Mereka terus melakukannya. Pasti keadaan yang buat mereka bertahan dan terus berjuang. Tidak ada pilihan lain saat itu!
Generasi yang lahir 40-50-an, juga melakukan hal yang sama. Berangkat dengan bekal seadanya, tiba di Malinau. Kemudian ke Tarakan. Sekolah! Lupa keluarga sementara. Tidak ada berita. Tidak ada surat zaman itu.
Jalan penderitaan itu mereka lalui dari tahun ke tahun dengan tekun. Sabar! Tujuannya hanya untuk bertahan hidup, bukan untuk meningkatkan taraf hidup.
Mereka berhasil bertahan hidup dan melahirkan generasi kita sekarang! Kita berkembang biak hari ini. Dengan keadaan lebih baik. Ada sekolah dan Puskemas di kampung. Ada toko jual sabun. Tdk ada cap tangan lagi. Sudah ada yang jadi sarjana. Sebagian besar tidak, tapi sudah tahu huruf atau bisa baca dan hitungan, rata-rata masyarakat kita hari ini. Dulu, buta huruf!
Singkatnya cerita, keadaan hari ini jauh lebih baik. Tidak ada lagi jalan kaki. Sekarang ada motor. Ada mobil untuk mengantar. Transportasi antar kampung. Ada pesawat antar kabupaten. Hampir semua kebutuhan sehari-hari tersedia di kampung.
Sudah jauh sekali lompatan keadaannya. Bahkan mungkin akan terjun bebas dalam waktu dekat. Waduh, koq bisa?
Dengar-dengar dari mulut ke mulut. Juga mulut pejabat kementerian PU (Balai PJN Balikpapan), " Jalan Semamu ke Krayan akan bisa dipakai tahun 2023. Mulai kerja tahun ini. Lelang anggaran lebih 400 M sudah selesai." Ceritanya beberapa waktu lalu.
Telinga awas mendengarnya.
Tentu kita tidak sabar.
Tapi tahun 2023 bukan waktu yang panjang untuk berjuang dan benah diri tunggu jalan tembus. Bawa mobil dan motor untuk libur akhir pekan di Krayan. Paling2 4-5 jam tembus. Wow..... !!
Serasa mimpi. Dari minggu-minggu jalan kaki, akhirnya hitungan jam. Tidak sampai satu hari penuh. Ahhh... saya tidak sabar! Pasti kita yang lain juga demikian. Anak-anak kita bulan lalu bawa motor. Hanya satu minggu pulang dan pergi ke Semamu. Ada yang sampai Tanjung. Disambut dan dijamu bapak Gubernur dan bapak Wakil Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) dengan gembira. Pasti mereka sampaikan keluh dan kesah selama di jalan. Suka dan duka, diceritakan.
Ahhh... itu cerita dulu. Cerita bulan bulan lalu. Lupakan keluh atau sungut! Mudahan pejabat PJN benar. Tidak sedang bicara dalam kayal. Ayo kita tidur panjang sampai 2023. Harap bangun dapat bermimpi. Kali ini bukan mimpi kayalan, tapi mimpi fakta. Bangun dari tidur panjang, bawa motor dan mobil ke Krayan.
Asikkkk! Tiga tahun lagi koq. Tidak lama lagi.
Nenek moyang kita dulu berjuang menyusuri jalan tersebut hanya untuk bertahan hidup saja. Tentu perjuangan kita hari ini tidak demikian. Tidak untuk bertahan! Tapi untuk meningkat. Meningkatkan kualitas dan taraf hifup. Taraf ekonomi.
Waduh.... saya buat apa! Pasti ada yang bingung. Masih raba-raba. Cara tingkatkan kualitas hidup dan ekonomi bagaimana. Jalan akan tembus dalam hitungan sekian kali tidur panjang dan bermimpi. Ini peluang ekonomi yang kita perjuangkan puluhan tahun. Penderitaan panjang segera akan berkurang bobotnya.
Selama ini kita hanya bergantung dan berharap belas kasian Malaysia. Minta barang sembako masuk. Tapi kadang ya, kadang tidak. Tergantung arah angin kebijakan pemerintah di sana. Lupakan soal Malaysia sejenak!
Mari segera tidur dan bermimpi lagi! Harap dapat wejangan dari Roh pemilik mimpi. Jalan Krayan- Malinau segera tembus! Mobil akan lalu-lalang setiap hari. Muat apa ke dalam. Hukum ekonomi bicara: ada barang, ada uang! Kemudian, "kuasa" uang bicara: hanya uang dapat tingkatkan kualitas hidup dan ekonomi/kesejahteraan. Itu teori dan hukum ekonomi. Tentu saja tidak semuanya demikian adanya. Jarak masa dan waktu 2023 tidak lagi panjang. Jangan tidur terlalu lama. Wejangan mimpi yg ada segera wujudkan.
Akhirnya, Kita jangan habiskan waktu mengeluh dan ngerumpi --- ceritakan jelek orang lain. Hanya akan kuras energi. Pikiran baik dan positif terbuang sia-sia. Segera gunakan kaki melangkah. Gunakan tangan berbuat sesuatu. Berbenah dirilah, segera wujudkan harapan tersisa. Sebab peningkatan kesejahteran ekonomi segera menjemput di gerbang. Tinggal Anda membuka diri menjamu masuk ke rumah. Jangan harap orang lain membantu berubah. Hanya diri sendiri saja yg bisa merubah diri sendiri. 🙏🤝
Berbuatlah sesuatu segera! Jangan tunda waktu dan peluang baik memulai! Selamat tidur dan bermimpi lagi!
***