Sosok

Aku dan Murry Koes +

Senin, 25 Januari 2021, 00:36 WIB
Dibaca 904
Aku dan Murry Koes +
Aku dan Murry. Dialah yang menjadikan Koes Bersaudara menjadi +.

Tahun 1970-an, saya hanya seorang bocah. Anak kampung yang sekolah dasarnya lantai tanah dengan atap daun rumbia. Namun, aku masih ingat kala itu: sampul buku tulis kami tersedia di toko-toko yang gambar mukanya pesohor ternama. 

Ada banyak group band  zaman itu. Salah satu  grupmusik legendaris ketika itu, KOES PLUS.

Apakah yang membuat grup musik Koes Bersaudara menjadi Koes Plus?

Tiada lain, dialah Kasmuri, dikenal sebagai Murry.  Lelaki bertubuh sedang, yang di masa tuanya memelihara jenggot dan cambang ini menjadikan Koes Bersaudara menjadi Plus-nya. Sebelumnya, Koes Bersaudara, asal Tuban, sudah melegenda di tahun 1960-an. Lahir banyak lagu legendaris di awal karier Koes Bersaudara, seperti: Gadis Puri, Ibu dan Lagunya, Bidadari. Warna musiknya sederhana sekali. Namun yang justru dalam kesederhanaan itu terletak sisi magisnya.

Lagu ciptaan, yang sekaligus dibawakan Murry, adalah "Kau Bina Hidup Baru", sungguh menyentuh hati. Terutama, bagi yang menyimpan kenangan. "Cincin Bermata Biru" juga demikian. Bila mendengar dendang dan rentak irama drumnya, serasa Murry masih hidup.

Lalu karena kesibukannya di bidang bisnis, salah seorang personel yaitu Nomo Koeswojo, hengkang. Posisinya, sebagai penabuh drum, digantikan Murry. Murry lah yang membuat Koes menjadi + sehingga dikenal sebagai grup band: Koes Plus yang merajai dunia musik dan hiburan Tanah Air era'70-an - '80-an. Bahkan, hingga kini dengan para penerusnya, seperti: T Koes, B Plus, dan yang paling persis adalah: Neo Jibles.

Murry, tak syak, adalah penabuh drum dengan rentak irama yang nakal, namun manis. Ada ada saja sela yang pas, tingkah irama yang ia bisa mainkan menjadi sebuah improvisasi penuh kreativitas. Benar-benar kelas tinggi. Membuat warna musik Koes Plus lain, berbeda dengan kelompok musik lainnya.

Saya masih menyimpan kaset-kaset lama, koleksi Koes Plus. Ketika datang ke Jakarta, 1988, saya kerap ke pasar Senen dan Pasar Rumput memburu kaset-kaset bekas, namun masih dalam kondisi bagus. Salah satu yang masih saya simpan, hingga saat ini, adalah kaset C90 koleksi rekaman dengan musik Akustik lagu-lagu lawas Koes Plus.

Lagu-lagu legendaris di kaset ini, antara lain: Angin Bawalah Aku, Terbenamlah Matahari, Kau Miliki, Pemain Kecapi. Bila mendengarnya, sebagai pengarang-penulis, bisa lahir ratusan puisi romantis dan roman picisan.

Meski bocah, ketika tahun 1970-an, saya suka lagu-lagu Koes Plus. Piringan hitam ketika itu baru ada satu dua di kampung. Salah satunya, punya bruder asal negeri Belanda, Frans Palland. Masih kuingat, kami bocah-bocah duduk tertib dan manis suka mendengar rentak irama lagu-lagu Koes Plus: Pagi yang Indah, Muda Mudi, Bujangan, Buat Apa Susah, Kolam Susu, dan sebagainya.

Dari Murry, kami anak-anak suka: Pak Guru (langgam Jawa), Desember, Besi Tua, dan pop keroncong Cincin Bermata Biru.

Apakah yang membuat grup musik Koes Bersaudara menjadi Koes Plus?

Tiada lain, dialah Kasmuri, dikenal sebagai Murry. 

Tak pernah terlintas, kemudian hari, saya bertemu langsung personel Koes +. Tahun 1997 waktu Syukuran Kompas Gramedia, saya bertemu dan bersalaman dengan Yon, Yok, dan Murry. Sehabis itu, sebagai penggemar berat Koes +, di mana pun manggung, saya selalu hadir.
Sayang, hanya sempat mengabadikan pertemuan dengan Murry. Kini personel Koes + tingal Yok K. Namun, mereka serasa masih hidup, terutama sang legenda musik pop Indonesia: Tony Koeswojo. Saya suka lagunya: Senja demi Senja. Nah, jika mendengar lagu ini serasa mau menangis, teringat seseorang.

Dari Yon, aku paling demen: Biarlah Kusendiri, Derita, dan Melati Biru.
Sedangkan dari Yok, aku suka: Jangan Bersedih --dan suara duanya yang tak ada duanya itu.

Baca Juga: Ketika Donna Agnesia jadi Dayak Sehari

***

Aku mengenang Murry. Ia salah satu pemusik legendaris Indonesia kelahiran Jember 19 Juni 1949.

Lagunya "Kau Bina Hidup Baru", sungguh menyentuh hati. Terutama, bagi yang menyimpan kenangan.

"Cincin Bermata Biru" juga demikian. Bila mendengar dendang dan rentak irama drumnya, serasa Murry masih hidup.

Selain dengan Koes +, Murry juga punya grup musik sendiri. Yakni: Murry's Group. Satu di antara lagu yang menyentuh hati adalah: Selamat Tinggal .

Bila mendengar lagu ini, sungguh pemantik yang bisa membuat kalbu melayang-layang di angkasa biru. Kita segera mengenang seseorang, entah siapa.

Selamat tinggal Saudaraku yang kusayang

Selamat berpisah

Selamat berpisah

Sampai berjumpa lagi....

Bila-bila masa memutar kembali kenangan lama Koes Plus, rentak irama drumnya yang khas itu, membuat saya mengenangnya.

Ah, ah, Murry.

Serasa saja, ia masih ada.