Sosok

Ketika Donna Agnesia Jadi Dayak Sehari

Jumat, 22 Januari 2021, 22:10 WIB
Dibaca 902
Ketika Donna Agnesia Jadi Dayak Sehari
Donna Agnesia: Sehari Jadi Wanita Dayak

MC launching dan bedah buku seorang pesohor. Udah seleb, cantik lagi! Siapa tidak merasa tersanjung?

Itulah bunga-bunga perasaan saya. Ketika pesohor Donna Agnesia sudi jadi MC acara peluncuran bukuku, 101 Tokoh Dayak jilid 1. Arena Gallery Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Cikini siang jelang senja. Banyak seniman di sana, Ada Arswendo, sebagai pembahas. Ada Lisa Binti, salah satu pejabat dari Bank Indonesia.

Saya punya kalung Dayak, diberi suami-istri, sahabat saya dari Samarinda Rina - Laden Mering. Saya lihat, Donna mengamati kalung itu.

"Mau?" tanya saya yang mengerti tatap matanya.

"Oh, boleh!" katanya, tanpa basa basi.

Kalung itu pun segera berpindah leher. Kata Rina, kakak angkatku, kalung itu netral. Bisa dipakai sembarang jenis.

Saya lihat, pas sekali Donna mengenakannya. Lehernya jenjang.

"Donna minum kopi kelihatan turunnya. Kalo saya, minum susu!" seloroh saya, sekadar mencairkan suasana.

"Memanglah. Orang cantik, make apa saja, pas!" puji Rina Laden.

Saya lihat, Donna mesem-mesem.

"Apalagi, kalau gak pake apa-apa!" timpal saya.

Sontak yang mendengar seloroh saya itu, ngakaaak... Kaaak.....

Saya menetralkan suasana. "Gak pake atribut, lho!"

"UUUUUUUUUUUUUUUUUUUU!"

"Nah," kata saya. "Don! Pokoknya, selama acara ini, kamu ngaku orang Dayak ya?" kata saya, agak maksa.

"Okeee!" jawab Donna.

Waktu ia opening speech acara, Dona mengaku pernah tinggal di Pontianak. Orang makin percaya ia wanita Dayak.

Demikianlah. Acara  launching dan bedah buku 101 tokoh dayak, 29 juni di TIM 2014 makin menarik.

Ada komentar dari seorang bawi (wanita) Dayak asal Kalteng demikian.

Linda N. Taway:

Kami Dayak Ngaju mengatakan: Donna itu... Bawi bahalap baputi lentah upak pupuse,,,pintar hayak harati,bajenta bajurah,bahalap atei ....

Saya mesti mencari penerjemah bahasa Ngaju untuk mafhum artinya.

***

Tonton juga: