Sosok

Tjhai Chui Mie, Walikota Singkawang yang Pulih dari Covid-19

Sabtu, 23 Januari 2021, 14:47 WIB
Dibaca 1.061
Tjhai Chui Mie, Walikota Singkawang yang Pulih dari Covid-19
Saya bersama Chui Mie di ruang kerjanya. Sebelum terpapar Covid-19.

Bagai disambar petir siang bolong. Kabar terpaparnya Tjhai Chui Mie, Walikota Singkawang, kena  Covid-19, sungguh mengguncang.

Memanglah! Pejabat publik,  kadang tidak dapat dihindari, harus berelasi dengan orang karena tuntutan tugas, berisiko terpapar Covid-19. Seperti dialami Tjhai Chui Mie, Walikota Singkawang.

Chui Mie duduk kursi warna cokelat kehitaman, di ruang kantor walikota, lantai dua. Sebuah gedung kantor bernuansa etnik, yang terletak di jantung kota, Jalan Firdaus no. 1, Pasiran, Singkawang.

Ia merasa lega. Cap Go Meh, Ramadhan Fair, dan Singkawang Chrismasday berjalan dengan ramai dan tertib. Itulah hari-raya tiga suku bangsa utama yang ada di Singkawang.

“Ajang bukan saja warga etnis Tionghoa, melainkan Indonesia. Indonesia kaya suku bangsa dan budaya warisan leluhur,” katanya.

Dialog itu berlangsung tak lama setelah Imlek, setahun lalu.

Setelah pulih dari terpaparnya Covid-19, Chui Mie benar-benar ketat menerapkan protokol kesehatan. Bahkan, kini menjadi habitus, suatu bentuk peradaban baru.

Saya dan Corry, sebagai calon penulis buku biografinya menuju kantornya. Perjalanan dari kota khatulistiwa, Pontianak, kami awali sejak matahari menyingsing di ufuk timur.

Sembari menunggu, kami menikmati makanan ringan dan minum kopi, tak jauh dari kantornya. Kota Seribu Toapekong sesiang itu sedang benderang. Singkawang baru saja menjalani perhelatan besar. Semua mata dunia terpanah pada kota yang dikenal dengan “Kota Amoi”, di mana walikotanya seorang wanita etnis Tionghoa.

Di mata wanita walikota pertama etnis Tionghoa di Indonesia, “Budaya membangun bangsa” bukan sekadar slogan belaka. Garuda Pancasila juga bukan sebuah lambang saja. Akan tetapi, sungguh hidup dan menghidupi derap langkah dan mengembusi setiap helaan napas warganya.

Pada 7 September 2020, Chui Mie menulis di beranda FB-nya:
Terima kasih atas semua dukungannya.

Baca Juga: Daud Yordan, "Ciday", Sang Kampiun di Ring Tinju

Di Youtube, ada kisah bagaimana dirinya terpapar Covid-19. Namun kemudian, setelah proses perjuaangan untuk pemulihan, dirinya sehat sebagaimana sedia kala. Dan beraktivitas kembali. Kuncinya, katanya:

1. Jangan panik.

2. Jaga hati dan kendalikan pikiran positif.

3. Makan asupan yang bergizi: terutama madu, telor rebus, buah-buahan.

4. Istirahat yag cukup.

5. Isolasi mandiri.

6. Jaga jarak fisik dengan orang lain dan taati protokol.

Setelah pulih dari terpaparnya Covid-19, Chui Mie benar-benar ketat menerapkan protokol kesehatan. Bahkan, kini menjadi habitus, suatu bentuk peradaban baru.

**

Menyebut Tjhai Chui Mie, mengingatkan masa lalu. Nama yang sungguh unik, khas Hakka. Dahulu kala, tanah lahir dan “wilayah kekuasaannya” adalah Little China in Tropics. Hingga hari ini, wajah sejarah belum luntur oleh waktu. Dalam alam keindonesiaan, San Keuw Jong kini bermetamorfosis jadi Singkawang, kota dengan beragam etnis dan aneka kekayaan budaya.

Tentang etnisitas, keindonesiaan, dan tujuannya menjadi Walikota, ia coba rangkai dalam untaian kata sederhana:
Membangun Singkawang tujuanku
Tionghoa keturunanku
Indonesia negeriku

Tertarik lebih jauh mendalami latar serta kiprahnya, saya dan Corry meneliti dan menggali lebih dalam. Jadilah buku ini.

Ketika telah terbit, dan soft launchingnya di Restoran Gadjahmada, Pontianak, Chui Mie tidak bisa datang. Jadilah acaranya in absentia.

Dia akan mencari monentum yang tepat buat peluncuran dan bedah bukunya.

***