Sastra

Awal dan Mira - Fiksi Pendek Refleksi Perang

Selasa, 19 November 2024, 14:53 WIB
Dibaca 303
Awal dan Mira - Fiksi Pendek Refleksi Perang
Awal dan Mira

Judul: Awal dan Mira

Penulis: Utuy Tatang Sontani

Tahun Terbit: 2011 (cetakan kelima)

Penerbit: Balai Pustaka

Tebal: xiv + 58

ISBN: 979-407-172-2

 

Jika sejarah mencatat fakta dan peristiwa, sastra mencatan suasana batin jamannya. Membaca sejarah sekaligus membaca sastra akan membuat kita tahu fakta, peristiwa sekaligus sasana batin sebuah jaman.

Drama pendek (Taufiq Ismail mengategorikan karya Utuy Tatang Sontani ini sebagai naskah drama, saya lebih suka menyebut ini sebagai karya cerpen. Entahlah jika pertama kali terbit memang berbentuk naskah drama,) ini adalah salah satu karya sastra yang secara dalam mampu mengungkapkan suasana batin pasca perang. Demikian tafsir Mirza A. Hevico dalam pengantarnya. Dengan mengambil rentang waktu hanya beberapa hari saja, mengambil latar kejadian di satu tempat, yaitu kedai kopi dan pelaku yang tak sampai 10 orang, Utuy Tatang Sontani mampu menggambarkan suasana batin masyarakat Sunda pasca perang.

Novel yang terbit pertama kali tahun 1951 ini membangun ceritanya dalam sebuah dialog di kedai kopi. Kedai kopi milik Mira. Mira mempunyai kehidupan yang unik karena mampu memisahkan kehidupannya sebagai pribadi dan sebagai penjaga warung kopi. Ia melayani para pelanggannya dengan kesopanan layaknya seorang pedagang. Namun ia juga bisa galak jika si pembeli memberlakukannya tidak selayaknya.

Awal adalah seorang keturunan ningrat Sunda. Ia seorang yang terpelajar. Awal jatuh cinta kepada Mira. Tentu saja keluarga Awal tidak lagi sekaya sebelum perang. Namun status ningrat masih tetap melekat kepadanya. Begitulah kehidupan keluarga para ningat. Saat terjadi perang kondisi ekonominya segera saja menyusut. Namun setelah perang, mereka berupaya menggunakan status sosialnya untuk kembali bangkit menguasai masyarakat. Percakapan antara para pelanggan kopi digunakan oleh Ututy Tatang Sontani untuk mengungkapkan perasaan masyarakat tentang para ningrat ini.

Tetapi Awal tidak menggunakan status sosialnya untuk menunjukkan cintanya kepada Mira.

Awal merasa ditolak. Namun Mira sebenarnya tidak pernah menolak. Mira hanya tahu diri bahwa ia tidak layak menjadi kekasih Awal.

Utuy Tatang Sontani membuat kejutan di akhir cerita. Saat Awal menjebol meja yang ada di depan Mira, baru ketahuan bahwa Mira adalah gadis buntung. Mira yang cantik itu menjadi korban perang. Kakinya putus karena perang.

Apakah Awal melanjutkan cintanya kepada Mira setelah tahu bahwa Mira adalah gadis buntung? Ah...bahkan cinta pun menjadi sebegitu kompleks karena perang. 882

Tags : sastra