Puisi-puisi Hilmi Faiq
Sungai Kayan
Sepanjang mata memandang
hanya keruh berderu
berbuih-buih seperti janji.
Pada satu kelokan kutemukan cahaya
bak dua harapan berhadapan.
Satu ke angkasa,
satu lagi ke dada.
Sampailah di tepian,
tempat segala akar asa
tumbuh menyesaki jiwa
Tinggal disentuh
tangan-tangan
nirkeserakahan.
Mulai hari ini
ada yang lebih panjang
daripada Sungai Kayan
: perjuangan.
Tanjung Selor, 14 Mei 2024
Pahit Manis
Gelas itu penuh
: penerimaan,
kehangatan,
keingintahuan.
Pada seruputan pertama
seekor naga berkelok
dari Tarakan sampai
Tanjung Selor.
Dia membelit ingatan
tentang harapan juga tantangan.
Pada seruputan kedua,
aku lupa berada di tanah orang.
Ini seperti rumah sendiri
: muara segala rindu
dan mimpi.
Pada seruputan ketiga,
aku memanjangkan ingatan
tentang waktu yang
memeluk sungai menari
menuju hilir tempat tanah terjanji.
Pada seruputan kesekian,
pahit manis hanya berujung manis.
Tanjung Selor, 15 Mei 2024
Kepada Mereka yang Tak Berhenti pada Kata-kata
untuk Allimudin dan Khaerudin
I/
Kata-kata beringsut malu
mendengar kisahmu
tentang Tuhan yang
menciptakan Kalimantan
dalam bentuk teka-teki
dan hanya tersibak oleh
mereka yang bertindak.
Mimpi-mimpi yang
numpuk di kaca jendela
terbang satu-satu menjemput asa
II/
Kau kembali berkisah
tentang angan-angan musykil.
Lalu jiwamu yang selebar
Sungai Kayan dan hatimu
yang sebesar Gunung Batu Tiban
mengubahnya jadi kenyataan.
Kepada doa kau bangun pintu.
Kepada sedekah kau bawa
pulang rezeki berlimpah.
III/
Malam termangu di tubir
pagi, enggan biarkan
waktu bergulir.
Tanang, masih ada hari esok.
Kau segera menyahut,
Mumpung masih ada hari esok,
hari ini perlu usaha lebih gigih.
Dan malam pun menepi
merelakan jiwamu
tetap pagi.
Tanjung Selor, 16-17 Mei 2024
HILMI FAIQ. Penulis kelahiran Lamongan. Telah menulis beberapa buku fiksi dan nonfiksi. Dua di antaranya berupa kumpulan cerpen. Buku terbarunya berupa kumpulan puisi bertajuk Perkara-perkara Nyaris Puitis (Gramedia Pustaka Utama, 2023). Novelnya segera terbit oleh Penerbit Buku Kompas.