Roma non Uno Die Aedificata Est
"Roma non uno die aedificata est." Roma dibangun dalam tempo bukan sehari.
Pepatah Latin ini mengajarkan bahwa pencapaian besar tidak terjadi dalam semalam. Roma, sebagai pusat peradaban dunia pada masanya, dibangun melalui proses panjang, strategi yang matang, dan ketekunan tanpa henti. Begitu pula dengan kesuksesan—ia bukan sesuatu yang datang secara tiba-tiba, melainkan hasil dari perjalanan yang terencana dan bertahap.
Di era digital yang serba cepat, anak-anak muda, terutama Gen Z, cenderung menginginkan kesuksesan instan. Mereka melihat keberhasilan figur publik di media sosial, yang seolah-olah mencapai puncak kejayaan dalam waktu singkat. Kekayaan, ketenaran, dan pencapaian tampak seperti sesuatu yang mudah diraih. Padahal, di balik itu semua, ada proses panjang yang tidak selalu terlihat.
Sri Mulyani pernah mengingatkan bahwa anak-anak muda saat ini cepat dalam menyerap ilmu dan teknologi, tetapi dalam hal etika, daya tahan, dan daya juang, mereka masih perlu banyak belajar. Ini menjadi refleksi bagi kita semua bahwa kesuksesan sejati tidak hanya tentang memiliki harta dan jabatan, tetapi juga tentang bagaimana seseorang membangun karakter, ketahanan, dan nilai-nilai hidup yang benar.
Kesuksesan yang sejati
Seperti halnya pembangunan Roma yang membutuhkan perencanaan matang dan kerja keras, kesuksesan juga harus melalui tahapan yang jelas:
Kesuksesan sejati dimulai dengan memiliki visi yang jelas. Bukan hanya sekadar ingin kaya atau terkenal, tetapi lebih jauh dari itu: apa dampak positif yang ingin kita berikan bagi diri sendiri dan orang lain?
Pendidikan, keterampilan, integritas, dan etos kerja adalah pondasi utama dalam membangun kesuksesan. Tanpa dasar yang kuat, seseorang mungkin mencapai puncak, tetapi tidak akan bertahan lama.
Tidak ada jalan pintas menuju sukses yang berkelanjutan. Keberhasilan menuntut kesabaran, ketekunan, dan kemampuan untuk bangkit dari kegagalan. Banyak orang yang gagal bukan karena kurang berbakat, tetapi karena menyerah terlalu cepat.
Jika semua ini diterapkan dengan baik, kesuksesan yang dicapai bukan hanya akan bertahan lama, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam bagi kehidupan.
Menjaga generasi muda dari Hedonisme dan Gaya Hidup tanpa arah
Di tengah kemajuan teknologi dan kemudahan akses terhadap informasi, banyak anak muda yang terjebak dalam budaya konsumtif dan hedonisme. Mereka berlomba-lomba menampilkan gaya hidup mewah, tetapi sering kali tanpa memiliki arah yang jelas dalam hidup.
Kita memiliki tanggung jawab moral untuk mendidik dan mengarahkan generasi muda agar tidak hanya mengejar kekayaan, tetapi juga membangun karakter dan nilai-nilai luhur. Kesuksesan sejati adalah seimbang—bukan hanya tentang materi, tetapi juga tentang bagaimana seseorang menjaga integritas, etika, dan tanggung jawab sosial.
Sebagai generasi yang lebih dulu melalui perjalanan hidup, kita harus menanamkan pemahaman bahwa menjadi orang baik adalah kesuksesan yang pertama dan utama. Kekayaan dan jabatan hanyalah pelengkap, tetapi karakter adalah fondasi yang menentukan keberlanjutan sebuah pencapaian.
Pada akhirnya, sukses bukan hanya tentang seberapa cepat kita mencapainya, tetapi seberapa kokoh kita berdiri ketika sampai di sana. Seperti Roma yang dibangun dengan ketekunan dan strategi yang tepat, mari kita membangun kesuksesan yang tidak hanya bertahan lama, tetapi juga memberikan manfaat bagi banyak orang.
-- Masri Sareb Putra