Literasi

7 Jurus Menulis Buku Pengayaan

Senin, 1 Maret 2021, 20:56 WIB
Dibaca 647
7 Jurus Menulis Buku Pengayaan
Di depan peserta wokrshop Guru Plus Guru Menulis, narasumber menjelaskan jurus-jurus menulis buku pengayaan (Foto: Johan Wahyudi)

Buku pengayaan adalah buku yang berfungsi memperkaya buku utama atau buku induk. Buku utama ibarat nasi, sedangkan buku pengayaan ibarat lauknya. Jadi, apa jadinya buku utama tanpa disediakan buku pengayaan. Ada 5 jenis buku pengayaan, yaitu pengayaan pengetahuan, keterampilan, pendidikan karakter, panduan pendidik, dan fiksi. Berikut ini adalah 7 jurus menulis buku pengayaan.

Satu, mempelajari standar isi (SI). SI ini sudah ditentukan oleh pemerintah sehingga penulis cukup mengembangkannya menjadi sebuah kerangka buku. Saat ini, SI itu disebut Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD).

Dua, setelah mempelajari SI, langkah berikutnya adalah menemukan kebutuhan. Dari sekian banyak kompetensi yang diajarkan, perhatikan materi yang sulit disampaikan. Itulah peluang menulis buku pengayaan. Kesulitan yang dialami penulis (baca: guru) sesungguhnya adalah kesulitan pembaca juga (baca: guru yang lain).

Tiga, buatlah kerangka buku. Buatlah sebuah kerangka atau draft daftar isi. Kerangka buku ibarat kompas atau pengarah. Dari kerangka buku ini, pembaca dapat membayangkan isi buku secara keseluruhan meskipun belum ditulis. Dalam perkembangannya, kerangka buku atau daftar isi ini boleh berubah.

Empat, mengumpulkan bahan. Bahan dapat berasal dari tulisan orang lain dan juga pengalaman pribadi penulis. Jika menggunakan tulisan orang lain, penulis harus mencantumkan sumbernya di daftar pustaka.

Sebaliknya, penulis tidak perlu mencantumkan sumbernya jika hanya menggunakan pengalaman pribadi.

Lima, kembangkan. Satu per satu, bagian dari daftar isi dikembangkan. Tidak perlu tergesa-gesa agar mendapatkan naskah buku yang baik. Teliti dan cermatilah agar tidak terjadi kesalahan konsep, alur, dan juga logika

Enam, diskusikan. Ajak teman terdekat untuk membaca naskah yang telah diselesaikan. Terimalah kritikan atau saran karena pastinya pembaca mengharapkan naskah itu menjadi lebih baik. Hindari alergi kritik, apalagi marah-marah karena dikritik.

Tujuh, tawarkan. Tawarkan naskah yang telah selesai ditulis. Bisa menggunakan iklan di media cetak, menawarkan ke penerbit, bergabung ke grup kepenulisan di sosial media, atau minta bantuan ke penulis senior. Cara-cara ini baik dan etis dan biasa dilakukan oleh para penulis senior sebelum jadi penulis terkenal saat ini. Jadi, jangan malu menawarkan naskah Anda itu kepada pihak lain.

***