Literasi

Geliat Literasi dari Tanah Borneo bersama Pak Yansen TP

Selasa, 19 Januari 2021, 18:00 WIB
Dibaca 438
Geliat Literasi dari Tanah Borneo bersama Pak Yansen TP
Peluncuran YTPrayeh.com (Foto: Dok. pribadi)

"Literasi adalah bagian dari gerakan kemanusian, proses panjang dalam belajar menggali pengetahuan menjadi kesadaran dan kebermanfaatan. Dengan literasi tumbuh keberdayaan dan ditempuh dengan jalan pemberdayaan" (Edrida Pulungan, Pendiri Lentera Pustaka Indonesia"

Menurut laporan UNESCO berdasarkan survey tahun 2019 Indoensia menduduki peringkat 60 dari 61  negara yang disurvey untuk literasi dan  minat baca. Tentu survey tersebut menjelaskan bahwa tingkat literasi Indonesia terendah nomor dua di dunia.

Kondisi ini menjadi pekerjaan rumah bagi setiap elemen bangsa disamping upaya pemerintah untuk sekuat tenaga mendorong masyarakat melalui program-program literasi masyarakat dan sekolah. Tapi kepedulian ini juga banyak muncul dari para sosok-sosok penggiat literasi di daerah. Mereka bergerak dan berkolaborasi. Sepert kisahi inspirasi gerakan literasi dari Kalimantan Utara, Provinsi termuda Indonesia yang mulai tumbuh

Awal bulan Januari 2021 membuka kisah baru tentang inspirasi perjalanan literasi bagi saya. Meskipun masih suasana pandemi namun setiap hari adalah perjuangan melakukan berbagai kontribusi untuk keluarga, komunitas, masyrakat, bangsa dan negara.

Kali ini inspirasi itu datang dari seorang birokrat ilmuawan yang pernah menulis buku gerakan membangun desa di tahun 2014. Sosok yang sudah saya kenal beberapa tahun lalu saat launching bukunya bersama Kang Pepih Nugraha yang membangun kompasiana. Dari beliau pulalah saya mendapat undangan untuk menghadiri acara istimewa launching YTPRayeh.com yang dilaksanakan di Hotel Pullman Jakarta, tanggal 12 Januari 2020.Dimana keesokan harinya adalah ulang tahun Pak Yansen yang ke 61. 

"Assalamu alaikum ww, Mbak Edrida saya diminta Pak Yansen menghadiri undangan beliau launching YTP rayeh di Jakarta ya, kebetulan beliau lagi disini. Ini permintaan beliau, tapi saya khawatir mbak Edrida sibuk"

"O,h begitu kang, baiklah,saya usahakan ya, untuk undangan acara literasi saya selalu semangat"

"Baik. Terimkasih Mbak Edrida, sampai jumpa ya"

Baca Juga: Kaltara Menciptakan Lentera

Sayapun langsung menandai tanggal untuk jadwal launching tersebut. Serta mencari kembali buku Pak Yansen di Perpustakaan Lentera Pustaka Indonesia dan menemukan tanda tangan beliau di buku bersampul biru itu. Ternyata yang memberi endorsmen buku beliau juga Profesor Saya Prof.Dr Sadu Wasistiono, MS. sehingga makin semangat untuk bertemu kembali Pak Yansen yang juga mendapat amanah menjadi wakil gubernur Provinsi Kalimantan Utara. 

Saat acara berlangsung banyak sekali kemajuan gerakan literasi yang sudah digagas oleh Pak Yansen termasuk mengajak seluruh keluarganya untuk menulis dan terbit bahkan mendapat penghargaan dari MURI. Sungguh gerakan yang tak mudah, namun Pak Yansen berhasil mewujudkannya dan melaunchingnya di tanah borneo, di Kaltara di Provinsi termuda itu.

Literasi menjadikan keluarga rukun, guyup, bersatu padu dan saling menguatkan, bahkan yang mengharukan anak beliau yang dulu belajar dan tinggal jauh saat beliau mengemban tugas berhasil menuliskan pengalamannya tentang suka duka memiliki seorang ayah yang mengabdi untuk masyarakat serta berpindah tugas.  Begitulah keajaiban dari gerakan literasi yang dimulai dari lingkungan sekitar hingga menyebar dan akhirnya tercetuslah gagasan YTPRayeh.com sebagai ruang bagi setiap penulis menuangkan ide dan gagasan serta menyatukan energi kebangsaan.

Penulis bisa menulis dengan tema beragam seperti sosok, politik, ekonomi , filosofi , wisata, hobi, literasi, pustaka bahkan yang menarik adalah riset. Tentu menjadi ruang bagi para peneliti yang ingin menuliskan risetnya sehingga kanal ini merepresentasikan kecintaan kepada keilmuan dan science dan kelak bisa jadi rujukan untuk para pelajar, mahasiswa dan peneliti, Bahkan bisa juga mendownload buku- buku yang ada di platform ini.

Saat launching berlangsungberlangsung, Pak Yansen menyatakan arti " rayeh " dalam bahasa dayak artinya "besar " da memperlihatkan batu-batu kecil yang tersusun menjadi banyak dan besar, demikian juga ide-ide kecil yang terus fdilaksanakan akan menajdi gagasan besar untuk Indonesia.

" Kalimantan Utara juga Indonesia, tidak ada batasan untuk menggiatkan literasi, bisa dimulai dari daerah mana saja di Indonesia, dan untuk itu saya berharap YTPRayeh bisa menjadi wadah bersama anak bangsa menggiatkan litearsi melalui ide dan gagasan"

Ungkapan Pak Yansen tersebut seperti menyuntikkan kembali energi bagi saya khususnya dan teman- teman penulis untuk kembali menulis dan berkarya serta kelak menjadi legacy untuk generasi penerus hingga anak cucu. Karena meskipun masa pandemi tapi tidak menyurutkan semangat nerkarya. Semangat tersebut telah dihembuskan oleh tanah borneo.

Tema Literasi membangun peradaban baru Indonesia seperti sebuah mantra yang hanya bisa dilakukan dengan menggiatkan penyebaran virus-virus ide, gagasan dan pengetahuan dengan menuliskannya hingga wawasan, ilmu dan pengetahuan bertumbuh.

Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa Indoensia adalah negara yang kaya akan kearifan lokal dengan budaya lisan ( bertutur) seperti adanya pantun, cerita rakyat, lament, dan lain sebagainya. Bahkan di tanah Borneo kita temukan banyak kearifan lokal yang meski kita gali dan tuliskan termasuk juga daerah wisata di tanah Borneo yang kaya dengan budaya dan sejarah serta masyarakat dayak yang telaten dalam membuat kearajian tas rotan, kalung manik-manik yang diwariskan dari leluhur.

Bicara ragam budaya bangsa Indonesia dari setiap penjuru daerah Indonesia tak akan ada habisnya dan akan membawa kita pada peradaban baru jika menghasilkan karya -karya yang membanggakan anak bangsa dan juga dunia. Semoga jejak sang putera daerah Pak Yansen TP mewarnai dan menggiatkan literasi Indonesia,. Terus menyala dan besar 

***

Tonton juga: