Hobi

Duri dan Cinta - The Crabs

Kamis, 23 Juni 2022, 11:19 WIB
Dibaca 1.849
Duri dan Cinta - The Crabs
cover kasetnya.

The Crabs.

Harfiahnya patah kata itu: kepiting. Tapi mengapa pula. Grup band dengan langgam suara musik dan vokal khas itu menamai diri demikian?

Pasti ada filosofi di balik nama binatang anggota krustasea berkaki sepuluh. Tubuh kepiting dilindungi oleh cangkang yang sangat keras. Tersusun dari kitin. Dipersenjatai sepasang capit.

Metafora itu sepadan. Manakala orang mafhum. Bahwa Grup Band ini berasal dari keluarga terpandang. Penguasa negeri ini era Orde Baru. Markasnya di Jalan Cendana. Dan semut juga tahu. Bahwa tempat ini  kediaman presiden Soeharto.

Tak syak lagi. The Crabs adalah band yang dibentuk putera pak Harto. Dialah Bambang Trihatmodjo. Grup band ini didirikan pada awal tahun 70-an.

Bambang masih terlibat langsung sebagai pemetik bass ketika grup band ini terbentuk. Tapi kemudian,  ia hanya mencantumkan nama sebagai pimpinan band. Sebagaimana  tertera pada sampul kasetnya.

Saya suka langgam musik. Juga warna pita suara penyanyinya. Mana syairnya indah bingits. Bisa mengungkit kenangan asmara masa lalu.

Bila duri berkembang dalam hati
tak kan lama lusa pun kan menghilang
semua semua kan berakhir.....

(lanjutkanlah! saya tak sanggup lagi.)

Tiap lagu. Selalu mengingatkan kita pada peristiwa tertentu. Nostalgia tentunya.  Kisah asmara. Yang tidak senantiasa bunga. Tapi juga duri.

Sampai di sini. Saya ingat teori Djohari Windows --yang akan kunarasikan lain kali. Bahwa kita. Seseorang. Punya jendela yang kadang hanya kita dan seorang-masa lalu yang tahu. Plus satu, dong: Tuhan.

Dan kadang. Jendela itu demikian rapat tertutup. Bahkan, tidak pernah kita singkap pada sesiapa pun. Termasuk suami/ istri.

Benar apa betul?

Tapi lagu. Apalagi ada bumbu cinta di dalamnya? Sebagai seni, ia abadi.

Vita brevis. Ars longa.

Hidup itu singkat. Tapi seni, abadi.