Time and Distance
Orang bijak berkata, bahwa waktu akan bisa menyembuhkan segala kepedihan yang ada. Ia bisa menghapuskan kepahitan, kesengsaraan, penyakit, kesakitan, dan duka lara. Itu terjadi jika orang mau ikhlas menerima kenyataan. Jika tidak, ia masih akan terus menerima dan mengalami kepahitan itu.
Orang juga bilang, bahwa jarak, memberikan kesempatan kepada kita, untuk melihat persoalan, secara lebih jelas dan luas. Dengan melihat persoalan dari atas, kita bisa melihat lingkup persoalannya secara lebih luas. Melihat dari atas atau sering disebut sebagai helicopter view, memberi pandangan di mana posisi kita, bagaimana sekelilingnya, apa masalahnya, sehingga kita bisa memahami masalah secara lebih komprehensif, tahu akar masalahnya, dan bisa memberikan solusi yang lebih menyeluruh.
Kita tidak bisa membenturkan diri pada masalah yang sama, berkali-kali, tanpa berusaha untuk mengubah sudut pandang, dan cara penyelesaian masalah kita.
Kalau kita menyelesaikan masalah kita dengan cara yang begitu-begitu saja, maka kita habiskan waktu dan usia kita untuk menyelesaikan masalah yang sama, berulang-ulang, tanpa perubahan, tanpa perkembangan.
Padahal hidup itu bergerak dan bergegas, berubah senantiasa, tapi kita tidak mau berubah dan menganggap bahwa apa yang telah terjadi di masa lampau adalah kebenaran yang tidak pernah berubah. Akibatnya, kita selalu keteteran dalam menghadapi perubahan zaman, senantiasa gagap dan memakai paradigma lama untuk menghadapi tantangan zaman baru. Mana bisa?
Berikanlah waktu dan jarak untuk merenung, untuk berpindah, untuk hijrah. Dari yang buruk ke yang baik, dari yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. Begitu seterusnya, karena hidup adalah upaya perubahan dan perbaikan. Continuous improvement. Perbaikan terus menerus. Yang buruk harus ikhlas ditinggalkan, yang baik harus lebih ikhlas lagi dikerjakan.
#inspirasiharian