Ekonomi

Sampah, Masa Bodoh, Catatan di Hari Peduli Sampah Nasional

Senin, 22 Februari 2021, 15:53 WIB
Dibaca 1.320
Sampah, Masa Bodoh, Catatan di Hari  Peduli Sampah Nasional
Tumpukkan Sampah Berserakan Hingga Menutupi Badan Jalan Di TPSS Pasar Rakyat Ngabang, Landak.

Kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap sampah, hingga saat ini bisa dikatakan masih sangatlah rendah. Baik prilaku dalam membuang sampah maupun dalam hal pengelolaannya. Celakanya prilaku buruk masyarakat terhadap sampah  tak dibarengi oleh upaya Pemerintah, khususnya Pemda dalam mendorong perubahan  prilaku tersebut.

Membuang sampah secara sembarangan tidak pada tempatnya, seperti melempar di jalanan, membuang di sungai atau selokan , adalah keseharian yang bisa kita saksikan setiap waktu dilingkungan sekitar kita. (Sstt…, jangan-jangan kita juga adalah bagian dari warga yang membuang sampah secara sembarangan itu…!? Jika iya, ubahlah kebiasaan buruk itu!).

Dalam hal pengelolaan sampah pun, kesadaran dan pengetahuan warga masyarakat kita sangat jauh jika dibandingkan dengan Negara maju. Bagi kebanyakan masyarakat kita, sampah ya sampah! Produk akhir yang tak bernilai dan harus segera disingkirkan atau dibuang.

Padahal, sampah selalu bisa di daur ulang atau dimanfaatkan kembali menjadi produk yang bernilai. Sebutlah sampah sisa-sisa makanan, harusnya bisa digunakan untuk pakan ternak ataupun pupuk organic. Sampah plastik, mestinya bisa digunakan berkali-kali ataupun didaur ulang. Demikian pula dengan jenis-jenis sampah lainnya semestinya bisa didaur ulang dan dieliminir hingga tingkat terkecil nilai kegunaannya.

Sampah adalah bagian dari hidup kita,  dan secara sadar setiap harinya kita memproduksi sampah dan turut andil dalam membuat bumi penuh dengan tumpukan sampah yang sebetulnya secara sadar kita lakukan. Persoalannya adalah sikap masa bodoh masyarakat terhadap kerusakan dan polusi lingkungan akibat sampah produk dari manusia.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyampaikan bahwa produk sampah nasional mencapai 175.000 ton perhari. Bila di rata-ratakan satu orang penduduk Indonesia menyumbang sampah sebanyak 0,7 kg perharinya. Jika dikalkulasikan dalam skala tahun, Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 64 Juta ton (Bisnis.Com, 20/2/2019). Bahkan untuk tingkat dunia, Indonesia adalah penghasil sampah terbanyak di dunia, tercatat ada sekitar 322 ton sampah perhari yang diproduksi oleh Negara Indonesia. (pikiran rakyat.com).

Pastinya pertumbuhan volume sampah setiap waktunya terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Demikian pula dengan persoalan sampah beserta turunan dampaknya akan semakin intens muncul, jika tak serius ditangani secara terpadu yang melibatkan semua stakeholder, khususnya perubahan perilaku masyarakat terhadap sampah.

Terkait perilaku masyarakat terhadap sampah, peran Pemerintah mendorong dan memaksa dalam hal kesadaran dan pengetahuan  pengelolaan  sampah sangatlah urgent.

Pemerintah dengan segala sumber daya yang dimilikinya termasuklah UU, Perpres, Permen, Perda, Perbup  hingga Perdes tentunya sangat bisa mengubah prilaku warga menjadi lebih baik dalam urusan sampah.

Seperti adanya  PERDA larangan dan denda membuang sampah sembarangan. Atau adanya upaya sosialisasi secara intens kepada warga untuk memisah sampah sesuai dengan jenis sampahnya. Pemda menyiapkan Tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) sesuai dengan jenis sampahnya. Mengadopsi atau menggunakan teknologi daur ulang sampah, sehingga memiliki  nilai ekonomis.

Sampah adalah bagian dari kehidupan kita, persoalannya adalah kesadaran kita semua untuk  menjadikan sampah lebih ramah terhadap lingkungan sekitar kita. Setidaknya memulai dari kita sendiri, memisahkan sampah plastic atau mengurangi penggunaan kantong plastic untuk belanja. “Selamat Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 21 Februari 2021)

***

 N/B. Tulisan Juga Tayang di rumahdemokrasi.id