Budaya

Tak Ada Tempong yang Sempurna

Senin, 28 Februari 2022, 13:04 WIB
Dibaca 985
Tak Ada Tempong yang Sempurna
Vespa

Vespa sebagai brand scooter Italia yang melegenda di seluruh dunia yang diproduksi oleh Piaggio. Sejak pertama diproduksi tahun 1946 sepeda motor ini memiliki banyak penggemar sampai sekarang.

Singkat cerita sebelum membuat sepeda motor, Piaggio merupakan perusahaan besar yang memproduksi mesin pesawat, namun karena adanya Perang Dunia II perusahaan tersebut dibom oleh sekutu sehingga bangkrut. Kemudian mereka berfikir untuk menciptakan kendaraan yang mampu memenuhi kebutuhan mobility. Proses pembuatan prototype pun dimulai dengan dipimpin oleh Corradino d'Ascanio. Pada waktu itu prototypenya diberi nama dengan 'MP'.


Ketika ditunjukan kepada pemilik Piaggio, Enrico Piaggio, saat melihat melihat prototype MP6 tersebut, ia secara tidak sengaja berseru "Sambra Una Vespa" (terlihat seperti Tawon). Akhirnya dari seruan tersebut, diputuskan kendaraan ini dinamakan 'Vespa', (dikuti dari Wikipedia.com)

"Sambra Una Vespa" -Enrico Piaggio


Kesempurnaan hanya milik tuhan, dan vespa kami semua jauh dari kata itu. Beragam cara pemilik mendandani vespa kesayangannya tergantung ketertarikan masing-masing. Ada yang original, racing, rat atau gembel, sespan, british, dan costum.

Tempong, bagian penutup mesin sebelah danan dan bagasi di sebelah kiri vespa. Merupakan bagian yang sangat menarik dan ikonik, tak lengpak menurut saya sebuah vespa tanpa tempong, walsupun banyak juga yang memilih melepas demi mesin yang besar ataupun hanya sekedar konsep aliran modifikasi.

Bagaimana pun, tak ada tempong yang sempurna. Tetapi vespa tetap saya banggakan, dan saya ajak menemani keseharian melewati ramai dan sepinya sudut Tanjung Selor. Banyak yang heran dan berpendapat bahwa mengendarai vespa adalah satu hal yang sulit atau menyusahkan diri sendiri, padahal memiliki atau membeli vespa saya ibaratkan mendapatkan “keluarga baru”.


Bulungan Vespa Club, bendera klub tempat Saya dan Bijak al-Baik, nama yang saya berikan dan telah saya bacakan doa selamat didalam hati di saat ngopi bersama teman-teman klub. Bukan vespa yang terbaik, tetapi nama itu sebagai doa yang paling tidak membuat saya pede untuk mengendarainya. Bagaimanapun bentukannya, tidak pernah malu saya mengendarai sebuah vespa. Terlebih pengalaman saya menamai vespa pertama saya butut beberapa tahun lalu, membuat saya sering di buat terhenti dan mogok dijalan, seperti nya mengamber karena penamaan yang buruk.

Sistem kekeluargaan yang erat di klub, vespa yang tangguh, keren dan unik. Menjadikan alasan utama saya mencintai kendaraan ini, walaupun tidak ada tempong yang sempurna.

Tapi selalu ada cinta dan cerita, dibalik vespa.