Musik Alam Fest, Dari Swadaya Hingga Kharisma Nusantara
PERNAH dicibir, bahkan dianggap terlalu mengandai-andai. Itu masih terekam jelas ketika kami mencoba menggagas Musik Alam pada tahun 2017. Awalnya, ide ini lahir dari sebatas pembicaraan di warung kopi. Salah satu tujuannya adalah memberikan edukasi budaya lokal agar diketahui oleh masyarakat luas.
Budaya lokal di Kaltara itu sendiri cukup banyak. Dari seni tari, seni musik hingga masuk ke kehidupan sehari-hari. Karena itu, kami bersama Aliansi Komunitas Kaltara pada waktu itu mencoba mengidentifikasi kegiatan budaya apa yang cocok dan masuk ke semua kalangan.
Jawabannya, Musik Alam, yang pada tahun 2017 tercetus berdasarkan hasil diskusi warung kopi. Tidak selesai disitu, tentunya ide ini perlu kami tindaklanjuti agar menjadi salah satu kegiatan edukasi budaya lokal di Kaltara. Dan pelaksanaannya pun di alam terbuka. Untuk pertama kalinya, event seni pertunjukkan digelar dengan memilih lokasi yang jauh dari perkotaan yakni, Air Terjun KM 16 (Crown Watersport), Tanjung Selor yang berada di Jalan Poros Bulungan - Berau.
Salah satu ide yang cukup "gila" menurut kami. Karena pada waktu itu belum ada sekelompok orang di Kaltara yang berani melaksanakan seni pertunjukkan yang lokasinya jauh dari kota bahkan tidak ada sinyal gadget. Sebagian orang mulai mencibir dan pesimis terhadap ide yang kami usulkan. Tapi berbekal niat yang tulus, kami laksanakan dengan tujuan ingin menjadi pembeda dan kami punya keyakinan acara ini akan sukses. Selain itu kami juga ingin memberikan edukasi promosi destinasi wisata yang ada di Kabupaten Bulungan.
Pagelaran Musik Alam yang digelar pertama kali itu tergolong sukses. Meskipun dengan perangkat dan peralatan seadanya. Akan tetapi suguhan yang diberikan oleh talent lokal memberikan edukasi kebudayaan seni yang dimiliki oleh sejumlah etnis lokal di Kaltara. Khususnya, Seni Budaya Pedalaman dan Budaya Pesisir, Budaya Tradisi dan Modern, serta gabungan dari Seni Tradisional dan Modern.
Proses perjalanan menjadikannya sebagai event pertunjukkan tidaklah mudah. Ya, kami harus melewati terjalnya kaki gunung dan bertahan pada derasnya ombak. Mengapa demikian, karena misi yang kami bawa adalah mengenalkan kembali budaya lokal yang pernah eksis pada zamannya.
Yang pasti, kami harus bertahan di tengah kondisi masyarakat yang saat ini sudah mulai tidak mengenal lagi ragam kesenian lokal. Belum lagi persoalan terbatasnya anggaran. Kamipun harus swadaya guna menyukseskan Musik Alam yang pertama untuk digelar.
Uniknya, ide swadaya ini berasal dari kesadaran masing-masing, di sini saya mencoba memahami bahwa jika seseorang sudah memiliki Sense Of Belonging (Rasa Memiliki) yang cukup tinggi, maka untuk menggerakannya tidak perlu ada unsur paksaan.
Tentunya, dana swadaya juga tidak akan mampu menutup kekurangan kebutuhan anggaran operasional ini. Kami masih harus menggali sejumlah potensi yang ada dengan mencari sponsorhip. Dan ini cukup lumrah dilakukan oleh sejumlah komunitas untuk menyukseskan acaranya.
Beruntungnya, ditengah kesulitan yang kami alami pada pagelaran musik alam pertama dan kedua, ada kemudahan datang dari arah tak disangka-sangka. Selama proses menuju pelaksanaan, pemerintah hadir untuk membantu meringankan beban panitia dengan membantu akomodasi para seniman. Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Utara sendiri melihat semangat kami untuk menyukseskan acara ini.
Bahkan Dinas Pariwisata mendukung terus perjalanan Musik Alam Fest hingga saat ini. Sejak tahun 2019, Musik Alam Fest masuk ke dalam Top 100 Calendar of Event Kementerian Pariwisata. Dan ini terus berlanjut hingga tahun 2020, meskipun dalam kondisi yang tidak biasa. Iya, tahun 2020 seluruh penjuru dunia dilanda Covid-19.
Sehingga memaksakan sejumlah industri kreatif harus memutar otak agar pelaksanaan event tetap terlaksana. Bagi Aliansi Komunitas Kaltara, pelaksanaan Musik Alam Fest 2K20 di tengah Pandemi Covid-19 adalah sebuah tantangan. Di mana tiga tahun berturut-turut pelaksanaan event dinilai berhasil apabila banyak penonton yang datang ke lokasi. Namun berbeda pada tahun 2020, jumlah kehadiran penonton dihitung berdasarkan jumlah pengunjung pada channel Live Streaming yang ada.
Begitu pula tahun 2021, Musik Alam Fest kembali masuk pada kategori event Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI) yang menempatkan Musik Alam Fest 2K21 masuk ke dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Regional Kalimantan. Tentunya ini menjadi tantangan kembali untuk Aliansi Komunitas Kaltara dalam menyiasati berbagai kesulitan di tengah pandemi. Kali ini tujuannya adalah memberikan dampak positif perekonomian masyarakat Kalimantan Utara.