Puisi-puisi | Masri Sareb Putra
KARANG
karang tajam
batu diam
air tenang
dan debu debu beterbangan
membiarkan biru jatuh
pada permukaan danau
yang kilau
seekor capung bertanya malu:
kau sendiri di sini?
lama nian waktu
menunggumu!
dari pagi, yang dini
burung-burung walet membunyikan
cericitnya
memanggil-mangil
pohon tua
hutan cemara
rumpun perdu
sebatang putri malu meriap
membunyikan
kidung semesta alam
ketika bisu
tiada kata
tanpa dusta
hanya kita
cuma kita!
Sebao, 17/09-2022
KALENDER
tahun melepas tangkai waktu
satu demi satu
putrimalu membuka
kelopak matanya
senja demi senja
sepasang kupu-kupu berkejaran
hinggap pada
bunga demi bunga
pantai melepas air bah
landai demi landai
almanak membilangkan usia
angka demi angka
tahu-tahu kita
makin tua
musim basah
langit merah
sejarah mencatat
apa yang lewat
pelan-pelan
kalender robek
kita kaget
Tuhan begitu memberi
sementara kita berlari
dan kau masih
menangisi yang telah lewat
tidakkah kita dengar angin kelana
menderu biru
ketika salju menghujam
pohon-pohon cemara
hingga ranting patah?
seorang perempuan mencari anaknya
di antara reruntuhan
jangan takut!
Kata adalah cinta
sebab Tuhan titahkan
sepatah itu saja
salju-salju kaku
seperti almanak bisu
terpaku
pada dinding waktu
1 januari 2019