Literasi

Demokrasi Ala Negeri Para Bedebah (Sebuah Buku)

Minggu, 7 Februari 2021, 18:10 WIB
Dibaca 1.037
Demokrasi Ala Negeri Para Bedebah  (Sebuah Buku)
Demokrasi ala Negeri Para Bedebah

Namanya juga demokrasi, apapun itu, pastinya semata-mata untuk kepentingan rakyat.  Dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, itu-kan idealnya teorinya demokrasi. Presiden, Gubernur, Bupati hingga Kepala Desa  rakyat yang pilih kok. Itu juga tak cukup, para Penguasa itu masih harus juga diawasi, makanya rakyat juga pilih wakilnya untuk mengawasi, membuat peraturan hingga proses mengganggarkan. Para wakil kita (rakyat) itu tersebar dari Pusat hingga pelosok sebagai yang ‘Terhormat”  DPD, DPR dan DPRD, bahkan di desa juga ada wakil rakyat di situ yaitu BPD berperan serupa.

Sejatinya rakyatlah empunya Negara ini dalam kontek demokrasi. Para penguasa dan para wakil rakyat yang terhormat itu hanyalah dititip amanah 5 tahunan saja dan 6 tahun untuk Kades oleh rakyat. Jika rakyat senang dan puas atas kinerjanya, maka bolehlah Ia dipilih dan diberi kepercayaan lagi untuk meneruskan tugasnya dalam mengurusi urusan rakyat di periode berikutnya. Urusannya adalah mengelola “Negara Kesatuan Republik Indonesia” dari pusat Ibukota hingga ke pelosok Dusun di seantero nusantara ini dengan segala Sumber Daya Alam yang ada untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

Setelah 75 tahun berlalu, sejak diproklamasikan 17 Agustus 1945. Nyatanya mayoritas rakyat pemilik Negara ini tak kunjung juga sejahtera. Cap kemiskinan masih melekat dan mendera sebagian besar rakyat. Ratusan kebijakan dan program yang mengatasnamakan untuk kepentingan kesejahteraan  rakyat dari Para

Penguasa yang telah silih berganti dari periode ke periode nyatanya tak juga memberi dampak yang signifikan. Jangan-jangan kita hidup di negera demokrasi ala para bedebah, dimana retorika lebih penting dibandingkan dengan realitas…..

 Buku ini adalah kumpulan tulisan-tulisan kritis berupa opini dan artikel penulis, mengenai berbagai isyu dan kebijakan yang nyata adanya di masyarakat kita saat ini dalam konteks negara demokrasi lokal hingga nasional

 Ditulis oleh L. Sahat Tinambunan, penggiat jurnalis yang masih aktif di kabupaten Landak, Kalimantan barat. Buku setebal 163 halaman yang diterbitkan oleh Penerbit Lembaga Literasi Dayak (LLD) Karawaci, Tanggerang, dengan nomor ISBN 978-623-7069-65-2 ini, sangat  menarik dan layak untuk dibaca untuk memahami dan membuka wawasan oleh semua kalangan.(***)