Renungan untuk Bulan Januari 2021, Antara Hikmah, Cobaan atau Azab
Di awal Tahun 2021 duka negeriku terjadi kembali. Banyak kejadian telah tampak di daratan, lautan dan udara bumi Pertiwi Indonesia. Kejadian demi kejadian begitu menyedihkan duka lara menusuk jiwa. Semoga kejadian itu sebagai instrospeksi pada setiap insan di persada Nusantara.
Ada apa negeriku, kenapa negeriku banyak kejadian terjadi di awal tahun ini tahun 2021 bulan Januari. Kejadian apa saja yang menerpa negeriku ini, mari kita lihat satu-persatu, semoga kita dapat mengambil hikmah disetiap kejadian
1. Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Pada masa pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia Kesehatan tak terkecuali dunia kesehatan di negeri Indonesia tercinta. Banyak sekali korban yang berjatuhan, baik masyarakat biasa, para pejabat, bahkan para dokter sendiri yang menangani kasus Covid-19 ini. Ketika Indonesia sedang di sibukkan proses Vaksinasi, pada hari Sabtu pekan lalu, yakni 9 Januari 2021 kita dikagetkan dengan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pukul 14.40 WIB atau empat menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta. Dikutip dari Kompas.Com bahwa jumlah penumpang pesawat tersebut ”Pesawat mengangkut 62 orang yang terdiri dari 12 kru, 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi”.
Tentu keluarga sangat kehilangan, sedih duka mendalam bagi sanak family mereka. Di dalam kejadian ini pasti ada hikmah yang dapat kita petik sebagai pelajaran kehidupan bagi kita yang masih hidup. Dilansir dari sebuah situs Bahwa “Salah satunya seperti Asrizal Nur dan keluarga. Asnur, sapaan akrabnya, pada 7 Januari 2021 akan berangkat ke Pontianak menggunakan penerbangan maskapai lain.
Dia pun bersama istri dan kedua anaknya telah membawa hasil rapid test Covid-19 sebagai persyaratan penerbangan. Namun sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, mereka mendapat penolakan karena tidak dilengkapi dengan Swab PCR. "Saya ditolak karena harus ada hasil swab PCR yang sebelumnya tidak diberitahukan pihak maskapai," ujar Asnur, Minggu, 10 Januari 2021.
Selain itu juga, Paulus Yulius Kollo salah satu nama yang ada di dalam manifest pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak, ternyata terhindar dari kecelakaan maut pada Sabtu, 9 Januari 2021.Paulus bersama temannya bernama Indra Wibowo selamat dari insiden itu, lantaran memilih menggunakan KM Lawit ke Pontianak, via Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta, Kamis, 8 Januari 2021 tanpa menginformasikan kembali ke pihak Sriwijaya Air.
Paulus kepada merdeka.com melalui sambungan telepon menceritakan, ia bersama enam orang temannya berangkat dari Makassar ke Pontianak transit Jakarta menggunakan maskapai Sriwijaya Air, pada Senin, 4 Januari 2021. Namun, karena hanya bermodalkan rapid test biasa, Paulus Yulius Kollo dan Indra Wibowo tidak diperkenankan untuk melanjutkan penerbangan ke Pontianak. Menurut Paulus awalnya ia sempat protes ke maskapai, karena pembatalan keberangkatan itu tidak dilakukan langsung di Makassar.
#Pray for Sriwijaya Air SJ-182#
2. Tanah Longsor di Kabupaten Sumedang
Belum kering rasanya air mata ini menetes, belum kering rasanya basah sang relawan dilautan kepulauan seribu. Kembali kita di kejutkan dengan kejadian tanah longsor di Kabupaten Sumedang Jawa Barat di wilayah yang sangat terkenal dengan Tahu Sumedangnya. Tepatnya pada tanggal 09 Januari 2021 di Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung.
Pemeberitaaan di media pun semakin gencar atas kejadian tanah longsor tersebut. Memang daerah tersebut merupakan dataran lereng sehingga ketika hujan deras sewaktu-waktu akan mengalami longsor.
Mengutip dari Kompas.com “Dari data sementara, sebanyak 1.020 jiwa mengungsi yang terbagi di pos pengungsian Lapangan Taman Burung dan rumah kerabat dan "Merujuk data Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB per Minggu 17 Januari 2020 pukul 03.59 WIB, total korban yang berhasil ditemukan tim gabungan berjumlah 28 orang dan 12 orang masih dinyatakan hilang," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, dikutip dari siaran pers”.
Dalam kejadian ini tentu kerugian yang dialami oleh warga bukan hanya harta benda namun nyawa. Kondisi hujan yang cukup deras seringkali menimbulkan kecemasan bagi warga yang tinggal di daerah lereng bukan hanya di daerah Cihanjuang saja namun, daerah lain juga kemungkinan terjadi bencana yang serupa akan sangat memungkinkan. Bencana selalu datang kapan saja tanah longsor dan tanah longsor susulanpun bisa terjadi dan korbanpun tak terhindar. Inilah yang terjadi di Cihanjuang.
#Pray for CIHANJUANG-SUMEDANG#
3. Gempa Bumi di Sulawesi Barat (Mamuju dan Majene
Setelah kejadian di wilayah kepulauan jawa, bencana merambah ke pulau Sulawesi tepatnya di Kabupaten Majene dan Mamuju Sulawesi Barat. Disaat hujan deras yang mengakibatkan tanah longsor di Kabupaten Sumedang, kita di gemparkan dengan gempa bumi berkekuatan bervariasi karena gempa terjadi bukan hanya sekali namun sampai beberapa kali susulan.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui sebuah situs, mencatat hingga Senin, 18 Januari 2021, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) telah diguncang gempabumi sebanyak 31 kali, termasuk gempabumi dengan pada Kamis (14/1) pukul 14.35 Wita dengan kekuatan M5,9, lalu pada Jumat (15/1) pukul 02.28 Wita dengan kekuatan M6,2, kemudian pada Sabtu (16/1) pukul 07.32 Wita dengan kekuatan M5,0 serta pada Senin (18/1) pukul 11.11 dengan kekuatan M4,2.
BMKG melaporkan gempabumi tektonik yang mengguncang wilayah Majene, Sulawesi Barat, merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake yang diakibatkan adanya aktivitas sesar aktif sehingga potensi gempa susulan diprakirakan masih akan terjadi.
Korban berjatuhan dimana-mana, ada yang tertimbun reruntuhan bangunan, kehilangan tempat tinggal, harta bahkan nyawa. Berdasarkan hasil sementara sinkronisasi data oleh tim bahwa mengutip dari sebuah situs, bahwa yang meninggal sebanyak 105 oang, di Mamuju 95 orang dan di Majene 10 orang.
Sementara korban luka-luka mencapai 3.369 orang dan yang mengungsi sekitar 89.524 akibat dampak dari gempa bumi tersebut. Sementara para pengungsi berada di titik tertentu. Pilu dirasakan oleh masyarakat yang terdampak musibah tersebut. Bahkan warga yang terdampak dari lokasi dekat pantai sangat was-was takut sewaktu-waktu terjadi tsunami. Maka mereka langsung mengungsi ketempat yang lebih tinggi.
#Pray for MAMUJU-MAJENE-SUL-BAR#
4. Banjir di Kalimantan Selatan
Suatu ketika, disaat semua orang tertuju pada benjana kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 dan tanah longsor di Sumedang serta Gempa Bumi di Sulbar. Media sosial mulai rebut dengan bencana banjir yang melanda pulau Borneo tepatnya di Provinsi Kalimantan Selatan, Hampir seluh Kabupaten/Kota di Kalimanta Selatan terdampak. Saat itu masih sangat sedikit pemberitaan Nasional, karena bangsa Indonesia sedang dirundung duka di kepulauan seribu dengan jatuhnya pesawat Sriwijaya, tanah longsor dan gempa bumi. Semua tim, semua relawan mulai sibuk mencari informasi terkait. Banjir yang melanda provinsi Kalimantan Selatan.
Begitu pula dengan saya, karena keluarga/orang tua dari adek ipar saya yang berada di Kalimantan Selatan telah terdampak bencana banjir. Bahkan sahabat-sahabat saya yang berada dikalimantan seltan menginformasikan melalui media sosial yang dimiliki terlihat banjir yang cukup parah. Presiden Jokowi sebagai kepala negara langsung memerintahkan BNPB, Panglima TNI dan Kapolri untuk segera mengirimkan bantuan ke lokasi banjir. Beliau sendiri akan mengunjungi daerah banjir sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Melalui situs resmi www.presidenri.go.id, Presiden Joko Widodo mengunjungi lokasi terdampak bencana banjir di Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam kunjungan kerja pada Senin, 18 Januari 2021, Kepala Negara mengunjungi Kabupaten Banjar dan melakukan peninjauan di sejumlah titik terdampak.
Dampak banjir di Kalimantan Selatan sangat luas dalam 50 tahun terakhir. Menguti dari BBC News “Banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kalimantan Selatan pada Januari 2021 diyakini sebagai yang terparah dalam 50 tahun terakhir. Komunitas adat Dayak Meratus diklaim sebagai yang paling terdampak. Selain tinggal di kawasan hilir yang disebut semakin gundul, bencana alam ini merusak sumber kehidupan warga Dayak Meratus, seperti ladang dan rumah”.
Kerugian yang ditimbulkan akibat terjadinya banjir di Kalimanta Selatan, bukan hanya kerugian materi semata, namun kerugian kehilangan nyawapun sangat dirasakan oleh korban benjana tersebut.
Dilansir dari TEMPO.CO “Nilai kerugian akibat bencana banjir yang melanda di wilayah Kalimantan Selatan sekitar Rp1,349 triliun menurut perkiraan Tim Reaksi Cepat Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). "Estimasi dampak kerugian per 22 Januari 2021 dari sektor pendidikan, kesehatan dan sosial, pertanian, perikanan, infrastruktur, dan produktivitas ekonomi masyarakat sekitar Rp 1,349 triliun," kata anggota Tim Reaksi Cepat Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah BPPT Nugraheni Setyaningum di Jakarta, Senin, 25 Januari 2021”.
Kini di akhir bulan januari ini di kabarkan bahwa banir di Kalimantan Selatan Sudah Mulai Surut. Semoga cepat pulih Kembali. Kal-Bangkit, Kalsel Hebat. Kal-Sel adalah Indonesia marilah kita jaga Bersama.
#Pray for Kal-Sel#
5. Gunung Semeru Meletus
Di pulau Jawa Gunung berapi yang masih aktif terbilang masih banyak. Tak terkecuali Gunung Semeru. Terletak di Provinsi Jawa Timur, di kabupaten Lumajan dan Kabupaten Malang. Pada sabutu tanggal 16 Januari 2021 pukul 17.24 WIB Gunung Semeru Meletus. Bupati Lumajang Thoriqul Haq. "Gunung semeru mengeluarkan awan panas. Dengan jarak 4.5 kilometer. Daerah sekitar Sumber Mujur dan Curah Koboan, saat ini menjadi titik guguran awan panas," jelas Bupati Thoriqul dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com.
Awan panas yang disemburkan oleh Gunung Semeru tersebut jangkauannya Cukup Luas. Setelah hujan abu yang di khawatirkan adalah dari dampak gunung Meletus adalah Banjir Lahar Dingin, ini sering terjadi pasca gunung Meletus. Dilansir dari Liputan6.com, Pasca hujan deras yang melanda Lumajang, banjir lahar dingin melanda kota tersebut. Material lahar dingin mmenuhi sungai. Akibat banjir ini jalan penghubung antar kecamatan di Lumajang terputus,
Mudah-mudahan tidak ada korban jiwa akibat Letusan Gunung Semeru ini.
6. Banjir dan Tanah Longsor Di Manado Sulawesi Utara
Setelah Kalimantan Selatan yang terdampak banjir, dalam bulan januari dan dalam jangka yang tidak berjauhan kembali Indonesia tepatnya di Manado Sulawesi Utara terjadi Banjir dan Tanah Longsor. Jadi ingat, beberapa tahun yang lalu. Ke Kota Manado dan tinggal di Hotel yang dekat dengan Laut. Ada rasa bahagia, ada juga rasa was-was, takut takut terjadi gempa bumi dan tsunami. Namu semuanya saya serahkan kepada sang pencipta.
Mengutip dari CNN Indonesia, Sekitar tiga orang dikabarkan meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor yang melanda kota Manado, Sulawesi Utara. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manado Donald Sambuaga mengatakan hingga pukul 22.00 WITA dua korban meninggal karena tanah longsor, sementara satu lainnya merupakan korban banjir. "Data yang masuk di posko penanggulangan bencana Manado, dua korban yang meninggal karena longsor, sementara satu lainnya merupakan korban banjir," kata Donald.
Sungguh duka negeriku terus terjadi, kapan duka ini akan berlalu?.
7. Banyak Ulama di Indonesia Meninggal Dunia
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiu'un, sesungguhnya kita milik Allah dan hanya kepada-Nya kita semua kembali. Sedih pilu sungguh sangat pilu, kejadian bencana terus terjadi di bulan janurai 2021 ini. Secara alam materi kejadian ini bukanlah alam, namun ilmu yang ada pada ulama telah tiada. Karena para ulama Islam di Indonesia di bulan januari banyak yang wafat. Pilu dan duka mendalam buat umat islam. Bukan fisiknya saja kami kehilangan, namun ilmu yang dimiliki juga ikut menghadap sang ilahi. Ini mungkin isyarat bahwa Allah SWT sangat menyayangi para Ulama di Negeri tercinta ini.
Dilansir daro OKENEWS, Berikut Daftar Ulama Wafat di Bulan Januari 2021:
1. Habib Ja'far bin Muhammad Al Kaff Kudus (1 Januari 2021)
2. KH R Muhaimin Asnawi – PP Al Asnawi Magelang (1 Januari 2021)
3. KH R Abdullah Nachrowi – PP Ash-Shogiri Bogor (2 Januari 2021)
4. KH R Muhammad Najib Abdul Qodir Munawwir – PP Al Munawir Krapyak (4 Januari 2021)
5. Drs M Sai M.HI – PP Nurul Yakin Malaka (5 Januari 2021)
6. KH Muhammad Fatih Naim - Ulama asal Cipete (5 Januari 2021)
7. KH Muhammad Nuruddin A Rahman – PP Al Hikam Bangkalan (9 Januari 2021)
8. Habib Abubakar bin Salim Al Hamid Bondowoso (9 Januari 2021)
9. KH Zainuddin Badrus – PP Al Hikmah Kediri (10 Januari 2021)
10. KH A Yasin Asmuni – PP Hidyatut Thullab (11 Januari 2021)
11. Drs H Ibnu Hazen – LTMNU (12 Januari 2021)
12. Habib Thohir Bin Husain Pimpinan Majelis Raudhatul Mustofa Semarang (13 Januari 2021)
13. Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber (14 Januari 2021)
14. Sayyidil Walid Al-Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf - Pengasuh Majelis Ta'lim Al-Afaf Tebet Jakarta (15 Januari 2021).
Dengan wafatnya para ulama di Indonesia, sunguuh saya sendiri sangat sedih, meskipun saya secara fisik belum pernah bertemu dengan para ulama tersebut. Namun sebagai manusia muslim saya sangat sedih sekali, karena ilmu dan ketauladanan para ulama yang kami cintai, yang begitu banyak jasanya bagi perkembangan umat khususnya Umat Islam di Indonesia. Semoga mereka semua di berikan selalu tempat yang sebaik-baiknya tempat di sisi Allah SWT.
Dari ulasan tersebut di atas, mari kita renungkan apakah yang sedang terjadi di negeri kita Indonesia ini. Apakah ini sebuah HIKMAH, COBAAN, ATAU AZAB.
Hikmah
Sebagai manusia Indonesia yang percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, bahwa setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Kecelakaan Pesawat, Tanah Longsor, Gempa Bumi, Banjir, Gunung Meletus bahkan Wafatnya Para Ulama. Kami percaya bahwa semua itu adalah kehendak sang ilahi. Tak ada satu kejadian di dunia ini tanpa kehendak sang kuasa. Mungkin selama ini kita terlalu berlebihan menyikapi kondisi Pandemi. Semua takut dan ketakutan melanda dimana-mana. Kita terlalu sibuk dengan satu persoalan pandemi, tapi kita melupakan kimanan kita kepada sang pencipta. Bahwa segala sesuatu yang terjadi semua pasti ada hikmahnya.
Cobaan
Jika kita renungkan, bahwa semua kejadian disamping ada hikmahnya juka memiliki makna lain. Mungkin Cobaan buat kita semua. Sehingga kita peduli kepada sesama. Dengan adanya kejadian demi kejadian yang melanda Negeri ini kita di ingatkan bahwa kita hidup harus saling peduli satu dengan yang lainnya. Ibaratkan kita akan naik kelas, maka kita harus melalui ujian dan cobaan terlebih dahulu. Mungkin semua kejadian yang ada merupakan cobaan dan ujian bagi orang orang yang beriman. Bahwa Tuhan yang maha Kuasa akan selalu menguji kadar keimanan seseorang. Jika dengan cobaan apaka seseorang itu menjadi angkuh atau dengan cobaan itu seseorang menjadi lebih dekat kepada sang ilahi.
Azab
Bencana demi bendaban terus terjadi silih berganti. Hal ini juga jika kita renungkan mungkin adalah azab bagi kita. Kenap AZAB?. Kerusakan di daratan dan dilautan semua itu di sebabkan karena ulah tangan manusia. Mungkin kita selama ini baik sadar maupun tidak sadar kita terlalu rakus dengan ala mini. Semua yang ada di lautan dan didaratan ingin kita kuasai semua.
Sumber Daya Alam ingin kita habiskan tanpa melihat vek yang di tibulkan. Hutan kita gunduli, lautan kita kuras habis. Kita sungguh sangat rakus sehingga bencana terjadi di mana-mana. Terlebih lagi adalah tingkah laku kita sebgai manusia Indonesia, moral kita, akhlak kita, yang mungkin jauh dari ajaran sila-sila Pancasila, terutama ajaran agama yang kita anut masing-masing. Mari kita instropeksi diri, baik sebagai pribadi, keluarga, masyarakat berbangsa dan bernegara.
Setiap ada kejadian bencana saya selalu merenung dan teringat syair lagu-lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi terkenal kita yaitu Ebiet G Ade. Dengan Syairnya sebagai berikut:
Berita Kepada Kawan
Perjalanan ini trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk disampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan
Hati tergetar menampak kering rerumputan
Perjalanan ini pun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang.
Demikianlah ulasan tentang RENUNGAN UNTUK BULAN JANUARI 2021. Semoga Kita terus berbuat yang terbaik buat negeri ini dan ingat bahwa alam akan baik kepada kita, ketika kita juga baik kepada Alam.
Tuhan tidak akan merubah suatu kaum jika kaum itu tidak mau berubahnya, maka teruslah merubah diri kearah yang lebih baik dan bijak serta bijaksana dalam mengelola negeri tercinta ini. Teruslah bersyukur dan cepat bertobat, sehingga alam dan sang pencipta alam tidak bosan dan bangga bersahabat dengan kita.
Sarun.
***