Manusia, Teknologi, dan Kemampuan Memanfaatkannya
Sudah dua kali saya batal berangkat. Ceritanya, saya dua hari lalu batal berangkat dari Long Padi karena cuaca. Harusnya naik MAF. Karena tidak ada harapan, akhirnya hanya dapat seat penerbangan dari Krayan Selatan dan Tengah dalam minggu ini, saya putuskan ke Long Bawan. "Pak Gat dapat seat Susi Air hari Saptu tujuan Nunukan", kata salah satu petugas bandara di Long Bawan.
Namun demikian, harus batal lagi. Kemarin malam saya terpaksa putuskan kembali dari pertengahan jalan dari Long Layu ke Long Bawan karena sesuatu alasan. Batal lagi!
Kemarin dan hari ini, Saptu-Minggu, 11-12/12/21 seharian tdk ada jaringan di Long Layu. Tidak bisa berkomunikasi via hp. Harusnya seperti biasa saya senang tdk terganggu dengan hp tapi kali saya tidak happy karena saya butuh jaringan untuk bertanya soal transportasi darat maupun udara. Saya benar-benar penat seharian putus komunikasi.
Saya yakin, kita semua penah merasakan hal yang sama. Di kota sekalipun, kita pernah merasakan kondisi seperti ini di mana jaringan bermasalah. Ketika kita membutuhkan orang lain, kita putus komunikasi. Kita merasa terganggu. Kita baru sadar betapa kita membutuhkan komunikasi untuk kepentingan banyak hal, baik kepentingan pribadi keluarga maupun lembaga.
Ketika komunikasi tidak terjadi antar dua arah antara satu dengan yg lain, entah sadar atau tidak, sesungguhnya kita tidak "bisa hidup" tanpa bantuan orang lain, tanpa adanya komunikasi dengan orang lain.
Dulu, sebelum informasi teknologi (medsos) berkembang pesat, komunikasi terjadi langsung tanpa perantara teknologi. Tapi hari ini, komunikasi langsung (tatap muka) sudah jarang terjadi. Teknologi informasi (IT) sudah mengambil sebagian besar peran tersebut. Ini terjadi tidak hanya terbatas pada bidang komunikasi sosial tetapi juga bidang pekerjaan, pendidikan, perdagangan, dll. Kerja bisa dari rumah (WFH), rapat dari rumah masing-masing, sekolah atau belajar dari rumah, belanja dari rumah, dst. Mudah, efektif dan efesien. Tentu saja ada plus-minusnya. Banyak apabila didaftarkan!
Dewasa ini, IT sudah mempengaruhi hampir seluruh dimensi kehidupan manusia. Hampir tidak ada dimensi atau sisi-sisi kehidupan manusia tanpa membutuhkan peran IT. Rasa-rasanya, tidak ada manusia "modern" bisa hidup tanpa IT. Perannya sangat vital utk meningkat kapasitas dan kapabilitas diri. Juga membangun ekonomi diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Penting dan luar biasa penting.
Perannya sangat penting bagi setiap orang yang sadar, orang yang tahu dan orang yang bisa memanfaatkannya. Tetapi bagi orang yang tidak sadar, orang yang tidak tahu dan orang yang tidak bijak memanfaatkan IT, tetap saja tidak berdampak apa-apa dalam kehidupannya. Tetap saja tidak bisa bertumbuh dan berkembang.
Justru yang terjadi sebaliknya, IT bisa mempunyai dampak destruktif atau merusak. Bahkan daya rusaknya luar biasa bagi siapa saja. Bisa orang tua, bisa anak usia sekolah, dll. Semua hal yang baik bisa diakses melalui perangkat smartphone, juga semua hal yg tidak baik, juga bisa diakses melalui media sosial (IT).
Era IT ini, ada adagium yang sering diungkapkan oleh para pakar: cerdas dan bijak ber-IT atau bermedia sosial. Maksudnya adalah manfaatkan IT sebagai sarana memperkaya pengetahuan dan memperluas wawasan pribadi. Sarana meningkatkan kapasitas dan kapabilitas diri.
Sederhananya, bacalah hal yang perlu dan bermanfaatkan. Abaikan yang tidak perlu dan bermanfaat (cerdas). Berbagilah (share) yang perlu bagi diri sendiri dam juga bagi orang lain atau perlu diketahui oleh org lain atau khalayak umum, timbanglah secara seksama, bertanyalah tentang suatu informasi yang tidak jelas sumbernya sebelum berbagi (posting ulang) kepada org lain (bijak).
Dengan cara dan sikap demikian (cerdas dan bijka), maka IT (Medsos) akan membawa berkat bagi diri sendiri dan juga kita akan membawa atau memberi berkat bagi org lain yg membaca atau melihat apa yg dibagikan atau (share). Sebaliknya apabila IT kita manfaatkan utk membaca dan melihat (menonton) hal-hal yg tdk perlu dan bermanfaat, maka IT tidak akan membawa berkat bagi diri sendiri. Yang terjadi mendatang mudarat (kerusakan) bagi diri sendiri. Merusak otak dan mental atau jiwa atau dengan kata lain merusak pola berpikir dan cara berprilaku dan bertindak. Hal yg sama juga terjadi kepada org lain.
Apabila kita memposting hal-hal yg tidak baik, tdk perlu atau hal-hal yang tdk perlu diketahui oleh org banyak (hal2 yg negatif), maka kita tidak membawa berkat bagi org lain. Justru kita merusak otak, mental atau jiwa org lain yg membaca dan melihat apa yg kita posting.
Oleh sebab itu, pergunakan media sosial secara cerdas dan bijak. Hindari posting yang kita anggap tdk perlu. Tidak penting bagi org lain. Tidak penting bagi masyarakat umum. Tdk penting bagi semua generasi (usia). Hindari menggunakan kata2 dan kalimat yg tidak terukur yg bisa mengundang respons negatif atau emosi org lain.
Manfaatkan Medsos utk berbagi sukacita, simpati/empati dan berkat. Berbagi kata2 motivasi, berbagi kata-kata pendorong.
Berbagi informasi bermanfaat. Berbagi cerita gembira, berbagi informasi simpati dan empati. Sarana membangun pribadi, keluarga dan masyarakat. Kritik konstruktif (solutif). Jadikan IT sebagai sarana saluran berkat! Jangan gunakan media sosial untuk menyebarkan informasi destruktif, amarah, rasa benci, pikiran negatif (sindiran), kritik destruktif (merusak, tdk ada solusi), dll.
Contoh sederhana: memposting rasa amarah dan benci kepada org tertentu (satu org) dengan kata2 sindiran, kritik destruktif, tidak membuat kita maju dan berkembang serta bahagia. Justru membuat kita tambah rusak karena mental kita kacau dan otak kita kotor. Juga mendatangkan "dosa" bagi siapakan saja yg membaca. Banyak org akan terdampak, meluas diluar org yg dituju atau disasar dgn kritik atau sindiran.
Pasti, ada yang sadar dan tidak. Apa yang saya ungkapkan di atas, mungkin telah terjadi selama ini dan telah dilakukan jari-jemari tangan kita. Keyboard hp android atau smartphone akan bicara fakta apabila kita bertanya kepadanya. Nah, kalau hari ini kita sudah tahu dan sudah sadar, berhentilah! Jangan gunakan media sosial sebagai sarana berbagi "dosa" langsung dan tidak langsung kepada org lain.
Pada akhirnya, demikian upaya saya memahat kata, merangkai kalimat untuk mendapatkan makna sesuatu dari suatu peristiwa dari Sudut Mata GKđąđ¤đ
#SM-GK/12/12/21đą
***