Adenium|Hobiku Jika Alami "Writers's Block"
Ternyata, semua seniman suka keindahan. Dan kendahan itu ada pada: bunga.
FLORIST.
Itu sebenarnya cita-citaku. Telah sejak 1994, ketika tinggal di Tangerang. Saya telah hobi berkebun bunga. Namun, terus terang. Hanya bunga tertentu. Adenium saja.
Di tahun itu, sedang booming adenium. Saya sampai berburu ke Cinangka, Bogor. Tiap hari ke Rawa Belong. Semua orang Jakarta mafhum. Itu Pusat florist. Belajar grafting (nyambung). Koleksi saya sampai 300. Berbagai jenis. Saya sampai hafal namanya. Dari my country, big mama, red lucas, harry potter, hingga bertha.
Jika mengalami writer's block, aku berbicara pada bunga. "Hai, bunga! Kau tak pernah layu. Indahmu hanya berpindah. Yang dirangkai dalam jambangan kata-kata."
Ternyata, semua seniman suka keindahan. Dan kendahan itu ada pada: bunga.
Bagi saya. Bertanam bunga mengasah hati dan perasaan, agar dapat menangkap suasana. Sekalian menjala ide buat tulisan. Jika mengalami writer's block, aku berbicara pada bunga.
Hobi adalah kesukaan akan, atau cinta pada. Itulah, dalam bahasa Latin, disebut: amatir, dari kata "amare", menjadi "amo" = saya mencintai.
Tak dinyana. Hobi itu suatu waktu mendatangkan uang. Sebuah rumah sakit memesan 2 pick up, dan koleksi itu kulepaskan..... (Hanya, sayangnya. Ketika membayar --Rp 1,3 juta-- nyonya besar tahu. Apa boleh buat, "uang laki-laki" itu pun dibagi dua.)
Ternyata, semua seniman suka keindahan. Dan kendahan itu ada pada: bunga.
Di opening novel Flamboyan Kembali Berbunga (1987)., saya menulis. "Menikmati kebahagiaan seperti memetik bunga: sekali tercapai tangan, tidak indah lagi. maka, ia jadi masa lampau...."
Gak tahu. Kok bisa saya menulis seperti itu waktu remaja?
Kini saya punya beberapa saja lagi koleksi adenium. Itu yang kurawat. Tidak lebih dari 20 pot. 5 pot, saya taruh di loteng. Hanya saya yang bisa menikmati indahya.
Yang lain-lain, terpajang di halaman depan rumah.
Ternyata, semua seniman suka keindahan. Dan kendahan itu ada pada: bunga.***
