Inzaghi

Aneh-aneh saja itu orang. Idolanya pesebakbola yang posisinya selalu off side. Bisa jadi, begitu cap yang Pembaca tancapkah pada dahi saya. Jangankan hingga tamat kalimt terakhir. Baru membaca alinea pertama saja telah berhenti, lalu dalam hati bergumam: ngapain membaca hingga habis narasi yang amat sangat tidak berguna ini.
Menurut saya, jangan tunggu bola. Off side-lah! Kitalah yang menunggu bola. Pepatah petitih "konyol" ini benar adanya dalam dunia bisnis. Kadang, tepat pula dalam dunia lain. Namun, sedikit kurang tepat penerapannya dalam hal tertentu yang kurang tepat.
Waktu kerja kantoran dengan orang, hingga jenjang manager, saya selalu bilang pada anak buah: jangan nunggu bola, jemputlah bola itu! Kita yang membuka, dan membuat peluang --> saya mencipta istilah PELUANG ini dari bentukan dua kata PELUH + Uang. Peluh harus berakhir/ berhasil jadi: uang, baru worksmart.
Kerja keras (workhard) itu baik. Namun, jauh lebih baik lagi kerja cerdas (worksmart). Bukan bermaksud berleha-leha. Namun, agar waktu dan tenaga yang tidak harus keluar untuk satu pekerjaan, bisa untuk pekerjaan yang lain. Dengan demikian, kita menjadi orang yang produktif. Yang cara pikir dan kerjanya sangkil dan mangkus.
Kini, setelah jadi seorang entreprenur, saya menemukan istilah yang jauh melampaui "jangan tunggu bola", yaki: off side-lah!
Seperti apa penjelasannya? Berikut ilustrasinya:
Adalah stiker murni idolaku, sepanjang masa, sebenarnya pemain AC Milan.
Namanya: Filippo Inzaghi alias Pippo
di kompetisi klub Eropa, ia melesakkan 70 gol. Cukup jauh, terpaut 7 dari Raul.
yang unik: ia selalu ada pada POSISI TEMBAK/eksekusi. 100 kali offside, 20 kali tidak, atau tidak terlihat wasit. Tapi dari 20% peluang yang didapat pemain bernomor punggung 9 itu SEMUA berbuah gol!
Hikmah: Jangan pernah tinggalkan posisi tembak, selalu tunggu waktu yang tepat! Manfaatkan senantiasa peluang yang ada, meski secelah sekalipun! Jangan jemput bola!
Off-sidelah, mendahului bola!
